SEOUL —
Korea Utara hari Jumat dengan marah membantah angkatan lautnya melepaskan tembakan ke kapal-kapal Korea Selatan dekat perbatasan laut de fakto kedua negara, dan justru mengklaim mereka adalah korban serangan pencegahan.
Kepala staf gabungan militer Korea Selatan mengatakan sebuah kapal Korea Utara hari Kamis melepaskan tembakan ke arah kapal patrolinya dekat perbatasan yang disengketakan itu – yang dikenal sebagai Garis Batas Utara. Mereka mengatakan kapal itu tidak kena tembak dan membalas tetapi juga tidak mengenai apapun.
Tetapi Stasiun Penyiaran Pusat Korea Utara hari Jumat melaporkan pernyataan dari Tentara Rakyat Korea (KPA) yang mengatakan kapal-kapal mereka dan kapal-kapal China-lah yang ditembaki.
Laporan berita itu mengatakan kapal-kapal tempur Korea Selatan masuk jauh ke perairan Korea Utara. Dikatakan, insiden itu terjadi di bagian utara garis demarkasi maritim dan merupakan tembakan peringatan dalam usaha mencegat kapal-kapal nelayan China. Laporan itu mengatakan Korea Selatan sedang berusaha meyakinkan rakyat KPA bertanggung jawab atas penembakan itu.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan tidak lazim Korea Utara membuat sanggahan terang-terangan mengenai insiden penembakan.
Jurubicara Kementerian Pertahanan Kim Min-seok hari Jumat mengatakan menerima surat dari Korea Utara yang secara resmi membantah melakukan agresi.
Lewat surat itu, katanya, Korea Utara berargumen provokasi hari Kamis terhadap kapal mereka dekat pulau Yeonpyeong itu bukan tanggung jawab mereka. Menurut jurubicara itu, argumen yang tidak beralasan tersebut adalah kebohongan tanpa malu untuk menghindari tanggung jawab atas provokasi itu dan cemooh dari dunia internasional.
Pernyataan KPA di radio Korea Utara itu mengatakan mereka bersiap untuk siaga tempur dan akan “membinasakan tanpa ampun” apa yang mereka sebut “antek-antek militer yang gemar memprovokasi.”
Kim, jurubicara kementerian pertahanan Korea Selatan, mengatakan pemerintahnya mengirim surat balasan sebagai peringatan serius agar tidak menghasut. Ia mengatakan Korea Selatan jelas menyatakan akan merespon dengan tegas jika Korea Utara terus melakukan provokasi.
Militer Korea Selatan telah memperkuat posisi pengintaian dan operasi mereka, kata Kim, dan tetap siaga menghadapi berbagai provokasi oleh Korea Utara.
Tenggelamnya kapal angkatan laut Korea Selatan dekat perbatasan maritim kedua negara itu tahun 2010 menewaskan 46 pelaut dan diduga akibat serangan torpedo Korea Utara. Korea Utara membantah bertanggung jawab.
Kepala staf gabungan militer Korea Selatan mengatakan sebuah kapal Korea Utara hari Kamis melepaskan tembakan ke arah kapal patrolinya dekat perbatasan yang disengketakan itu – yang dikenal sebagai Garis Batas Utara. Mereka mengatakan kapal itu tidak kena tembak dan membalas tetapi juga tidak mengenai apapun.
Tetapi Stasiun Penyiaran Pusat Korea Utara hari Jumat melaporkan pernyataan dari Tentara Rakyat Korea (KPA) yang mengatakan kapal-kapal mereka dan kapal-kapal China-lah yang ditembaki.
Laporan berita itu mengatakan kapal-kapal tempur Korea Selatan masuk jauh ke perairan Korea Utara. Dikatakan, insiden itu terjadi di bagian utara garis demarkasi maritim dan merupakan tembakan peringatan dalam usaha mencegat kapal-kapal nelayan China. Laporan itu mengatakan Korea Selatan sedang berusaha meyakinkan rakyat KPA bertanggung jawab atas penembakan itu.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan tidak lazim Korea Utara membuat sanggahan terang-terangan mengenai insiden penembakan.
Jurubicara Kementerian Pertahanan Kim Min-seok hari Jumat mengatakan menerima surat dari Korea Utara yang secara resmi membantah melakukan agresi.
Lewat surat itu, katanya, Korea Utara berargumen provokasi hari Kamis terhadap kapal mereka dekat pulau Yeonpyeong itu bukan tanggung jawab mereka. Menurut jurubicara itu, argumen yang tidak beralasan tersebut adalah kebohongan tanpa malu untuk menghindari tanggung jawab atas provokasi itu dan cemooh dari dunia internasional.
Pernyataan KPA di radio Korea Utara itu mengatakan mereka bersiap untuk siaga tempur dan akan “membinasakan tanpa ampun” apa yang mereka sebut “antek-antek militer yang gemar memprovokasi.”
Kim, jurubicara kementerian pertahanan Korea Selatan, mengatakan pemerintahnya mengirim surat balasan sebagai peringatan serius agar tidak menghasut. Ia mengatakan Korea Selatan jelas menyatakan akan merespon dengan tegas jika Korea Utara terus melakukan provokasi.
Militer Korea Selatan telah memperkuat posisi pengintaian dan operasi mereka, kata Kim, dan tetap siaga menghadapi berbagai provokasi oleh Korea Utara.
Tenggelamnya kapal angkatan laut Korea Selatan dekat perbatasan maritim kedua negara itu tahun 2010 menewaskan 46 pelaut dan diduga akibat serangan torpedo Korea Utara. Korea Utara membantah bertanggung jawab.