Tautan-tautan Akses

Sanksi AS Blokir Pembangunan Jalur Kereta Korea


Para pejabat Korea Utara dan Selatan, membuka penutup papan penunjuk arah Seoul ke Pyeongyang dalam acara peletakan batu pertama untuk menghubungkan kembali jalur kereta api dan jalan di Stasiun Panmun di Kaesong, Korea Utara, 26 Desember 2018. (Yonhap via REUTERS)
Para pejabat Korea Utara dan Selatan, membuka penutup papan penunjuk arah Seoul ke Pyeongyang dalam acara peletakan batu pertama untuk menghubungkan kembali jalur kereta api dan jalan di Stasiun Panmun di Kaesong, Korea Utara, 26 Desember 2018. (Yonhap via REUTERS)

Korea Selatan dan Korea Utara memulai langkah ambisius, Rabu (26/12), dengan menandatangani proyek untuk untuk membangun dan mempermoderen jalur-jalur kereta dan jala-jalan darat yang menghubungan kedua negara. Namun, tanpa kemajuan dalam perundingan nuklir, proyek itu kemungkinan tidak berjalan dengan semestinya, dan tidak akan ada kereta yang bisa melintas antara kedua Korea dalam waktu dekat.

Upacara peresmian proyek di kota Kaesong itu berlangsung setelah kedua Korea selama berpekan-pekan melakukan survei bersama di bagian Utara jalur kereta itu yang mereka harapkan kelak akan menghubungkannya dengan Korea Selatan.

Proyek itu merupakan salah satu dari beberapa isyarat perdamaian yang disepakati pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in sewaktu kedua pemimpin mengusahakan kerjasama di tengah-tengah kebuntuan perundingan nuklir antara Washington dan Pyongyang. Namun, selain kajian lokasi dan upacara peresmian itu, kedua Korea tidak dapat bergerak maju tanpa pencabutan sanksi-sanksi pimpinan AS tergadap Korea.

Sejumlah pejabat dari China dan Rusia juga diundang untuk menyaksikan peresmian simbolik proyek ambisius yang diharapkan Seoul juga akan menghubungkan Korea Selatan dengan jalur kereta Trans-China dan Trans-Siberia itu.

Armida Salsiah Alisjahbana, sekretaris eksekutif Komisi ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik, juga menghadiri acara itu. [ab]

Recommended

XS
SM
MD
LG