Tautan-tautan Akses

Korban Meninggal Virus Corona Mendekati 500


Seorang staf medis tengah melakukan uji coba terkait virus corona di laboratorium mikrobiologi Pusat Kebersihan dan Epidemiologi Krasnodar di Krasnodar, Rusia, 4 Februari 2020. (Foto: AP)
Seorang staf medis tengah melakukan uji coba terkait virus corona di laboratorium mikrobiologi Pusat Kebersihan dan Epidemiologi Krasnodar di Krasnodar, Rusia, 4 Februari 2020. (Foto: AP)

Korban tewas akibat wabah virus corona di China melewati angka 490 pada Rabu (5/2/2020). Dua maskapai penerbangan AS menangguhkan penerbangan ke Hong Kong setelah terjadinya kematian pertama di negara tersebut dan 10 kasus lain yang terkonfirmasi terjadi pada kapal pesiar yang dikarantina di Jepang.

Pekerja ambulans dengan alat pelindung diyakini membawa seseorang yang diperkirakan terkena virus corona. Orang tersebut dipindahkan dari kapal pesiar Diamond Princess, setelah sepuluh orang lainnya dinyatakan positif mengidap virus corona. Kapal pesiar tersebut berlabuh di sebuah pangkalan polisi maritim di Yokohama, selatan Tokyo, Jepang (5/2/2020).

Komisi Kesehatan Nasional China mengatakan 65 kematian lainnya dilaporkan pada hari Selasa (4/2/2020). Hal tersebut menjadi rekor harian terbaru dengan adanya jumlah korban di daratan yang menjadi 490. Dari angka tersebut, sebagian besar di dalam dan di sekitar kota Wuhan, tempat di mana virus itu muncul pada akhir tahun lalu.

Sementara itu juga ada dua kematian di luar China daratan. Seorang pria berusia 39 tahun di Hong Kong meninggal pada hari Selasa (4/2/2020), setelah mengunjungi kota Wuhan. Seorang pria lainnya di Filipina juga meninggal pada pekan lalu setelah ia mengunjungi Wuhan. Tragedi tersebut tercatat sebagai kematian pertama yang terjadi di luar China.

Di seluruh daratan China tercatat 3.887 infeksi baru yang dikonfirmasi, sehingga jumlah akumulasinya menjadi 24.324.

Sepuluh orang yang berada di kapal pesiar di bawah karantina di pelabuhan Jepang di Yokohama dinyatakan positif terkena virus corona, kata Menteri Kesehatan Jepang.

Sepuluh orang yang terinfeksi tersebut akan dipindahkan ke fasilitas medis, sementara sisanya sekitar 3.700 orang akan dikarantina di kapal Carnival Corp (CCL.N) kapal Diamond Princess selama 14 hari. Dengan kasus tersebut jumlah kasus virus corona di Jepang mencapai 33.

"Saya ingin menjaga kesehatan penumpang dan kru secara memadai dan melakukan segala upaya untuk mencegah penyebaran virus," Menteri Kesehatan Katsunobu Kato mengatakan pada konferensi pers.

Carnival pada hari Selasa membatalkan jadwal pelayarannya. Menurut rencana, kapal tersebut akan meninggalkan pelabuhan Jepang di Yokohama dan Kobe pada minggu ini karena keterlambatan terkait dengan pemeriksaan virus corona.

Seorang pekerja yang mengenakan baju pelindung menyemprotkan desinfektan di dalam sebuah toko sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona baru di Pasar Namdaemun di Seoul, Korea Selatan. (Foto: AP)
Seorang pekerja yang mengenakan baju pelindung menyemprotkan desinfektan di dalam sebuah toko sebagai tindakan pencegahan terhadap virus corona baru di Pasar Namdaemun di Seoul, Korea Selatan. (Foto: AP)

Kapal pesiar lain, World Dream yang dioperasikan oleh Dream Cruises, merapat di Hong Kong pada hari Rabu setelah ditolak masuk ke Taiwan. Semua penumpang dan kru menjalani pemeriksaan kesehatan, TV Kabel Hong Kong melaporkan.

Hampir 230 kasus telah dilaporkan terjadi di 27 negara dan wilayah lain di luar China daratan, menurut penghitungan Reuters berdasarkan pernyataan resmi dari pihak berwenang yang terlibat.

"Kami memiliki kemampuan dan kepercayaan diri untuk akhirnya dapat memenangkan perang penahanan ini," kata anggota dewan negara China Wang Yi kepada menteri luar negeri Thailand dalam suatu panggilan pada hari Selasa, menurut kementerian luar negeri China.

Wang mengatakan sampai saat ini, tingkat kematian akibat virus corona kurang dari 2,1%. Angka tersebut jauh lebih rendah daripada epidemi utama lainnya, kata kementerian luar negeri dalam laporannya pada hari Rabu.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan keadaan darurat global dan para ahli mengatakan banyak yang masih belum diketahui, termasuk tingkat kematian yang tepat dan rute penularannya.[ah/ft]

XS
SM
MD
LG