Jumlah korban jiwa dalam tragedi paling maut yang pernah terjadi dalam ibadah haji meningkat hari Rabu (14/10), mencapai sedikitnya 1.621 orang, sementara ratusan lainnya masih dilaporkan hilang.
Hasil penghitungan kantor berita Associated Press itu adalah lebih dari dua kali lipat angka resmi Arab Saudi yaitu 769 yang tewas dan 934 korban luka dalam tragedi 24 September di Mina, beberapa kilometer dari kota suci Mekkah. Para pejabat Saudi belum memperbarui jumlah itu sejak 26 September.
Para pejabat Kementerian-kementerian Dalam Negeri dan Kesehatan Saudi belum menanggapi permintaan AP untuk komentar. Hari Minggu, Pangeran Turki al-Faisal menolak ide berbagi pengelolaan haji dengan negara-negara Muslim lainnya, yang diajukan oleh saingan regional yaitu Iran, menyatakan bahwa Riyadh menganggap administrasi haji adalah "masalah kedaulatan" dan "hak istimewa."
Angka AP didasarkan pada laporan-laporan media pemerintah dan pernyataan pejabat dari 19 dari 180 negara yang mengirimkan jemaah haji.
Iran mengatakan 465 jemaahnya meninggal, sementara Mesir kehilangan 182 orang, Nigeria 168 dan Indonesia 126.
Yang lainnya termasuk India 114, Pakistan 100, Bangladesh 92, Mali 70, Senegal 54, Benin 51, Kamerun 42, Maroko 33, Ethiopia 31, Sudan 30, Algeria 25, Ghana 12, Chad 11, Kenya delapan dan Turki tujuh.
Seorang aktivis hak asasi Saudi, yang minta namanya tidak disebutkan karena khawatir akan pembalasan, mengatakan ia yakin pemerintahnya cemas atas kritikan tajam yang dihadapinya.
"Saya melihat bahwa keberhasilan dianggap merupakan hasil upaya pemerintah, sementara kesalahan merupakan kehendak Tuhan," ujar aktivis tersebut. [hd]
