Tautan-tautan Akses

Korban Gempa Turki Diselamatkan dari Puing-puing


Warga duduk dan berdiri di sekitar reruntuhan bangunan yang hancur akibat gempa di Golbasi, provinsi Adiyaman, selatan Turki, 8 Februari 2023.
Warga duduk dan berdiri di sekitar reruntuhan bangunan yang hancur akibat gempa di Golbasi, provinsi Adiyaman, selatan Turki, 8 Februari 2023.

Prospek untuk menyelamatkan lebih banyak orang di Turki dan Suriah yang terperangkap di bawah reruntuhan gempa berkekuatan 7,8 semakin berkurang, tetapi pada hari Jumat (10/2), empat hari setelah gempa, beberapa orang yang selamat ditarik dari reruntuhan di provinsi Hatay di Turki selatan.

Para pejabat mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa kuat yang menghantam wilayah perbatasan antara Turki dan Suriah pada Senin (6/2) sekarang lebih dari 21.000, menjadikannya peristiwa seismik paling banyak menelan korban di dunia sejak gempa bumi dan tsunami 2011 yang menewaskan hampir 20.000 orang di Jepang.

Tim penyelamat terhambat dalam upaya menemukan korban karena kurangnya peralatan yang memadai.

Konvoi enam truk bantuan PBB tidak dapat mencapai Suriah hingga Kamis melalui penyeberangan Bab al-Hawa, satu-satunya penyeberangan dari Turki yang diizinkan digunakan oleh PBB, untuk mengirimkan pasokan kemanusiaan ke daerah-daerah di luar kendali pemerintah Suriah di utara negara itu. Jalan menuju penyeberangan di sisi Turki rusak akibat gempa dan baru saja dibuka kembali.

Ratusan ribu orang di seluruh wilayah itu telah kehilangan tempat tinggal dalam suhu di bawah titik beku.

Badan penanggulangan bencana Turki mengatakan Kamis bahwa sekitar 110.000 personel terlibat dalam upaya penyelamatan dan 5.500 kendaraan, seperti traktor, derek, buldoser, dan ekskavator, telah dikirim untuk membantu negara, yang terguncang akibat gempa itu.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengunjungi daerah dekat pusat gempa dekat kota Gaziantep dan perbatasan Turki-Suriah.

Dia menghadapi rasa frustrasi yang meningkat dari para penyintas yang mencari orang yang mereka cintai atau bantuan dari pemerintah. Dia mengakui adanya masalah dengan penanganan tanggap darurat gempa hari Senin.

Turki selama bertahun-tahun mengadu nasib dengan tidak menegakkan aturan konstruksi modern karena membiarkan, dan dalam beberapa kasus, mendorong ledakan real estat di daerah-daerah rawan gempa, kata para ahli.

Penegakan hukum yang longgar, yang telah lama diperingatkan oleh para ahli geologi dan teknik, menjadi perhatian dan mendapatkan pengawasan baru setelah gempa dahsyat minggu ini, yang meratakan ribuan bangunan. Seperti yang dikatakan oleh seorang ahli: “Ini adalah bencana yang disebabkan oleh konstruksi yang buruk, bukan oleh gempa bumi.”'

Masalah konstruksi yang diketahui umum sebagian besar diabaikan, kata para ahli, karena mengatasinya berarti perlu biaya mahal, tidak populer, dan menahan mesin utama pertumbuhan ekonomi negara itu. [lt/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG