Tautan-tautan Akses

Kisah Pengungsi Setelah 10 tahun Perang Suriah


Pengungsi Suriah, Baraa Haj Khalaf (kiri), mencium ayahnya, Khaled, sementara ibunya, Fattoum (kanan), menangis ketika mereka tiba di Bandara Internasional O'Hare, di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 7 Februari 2017. (Foto: Kamil Krzaczynski/Reuters)
Pengungsi Suriah, Baraa Haj Khalaf (kiri), mencium ayahnya, Khaled, sementara ibunya, Fattoum (kanan), menangis ketika mereka tiba di Bandara Internasional O'Hare, di Chicago, Illinois, Amerika Serikat, 7 Februari 2017. (Foto: Kamil Krzaczynski/Reuters)

Esraa Almadani berusia sepuluh tahun, hampir seumur dengan Perang Saudara Suriah. Ia baru berusia 40 hari ketika bentrokan antara pasukan pemerintah dan warga sipil pertama kali terjadi pada 2011.

Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), konflik itu telah membuat lebih dari 5 juta orang mengungsi dan merenggut sekitar setengah juta nyawa.

Peringatan 10 tahun perang yang masih berlangsung itu, menimbulkan emosi bagi pengungsi Suriah yang harus meninggalkan tanah air mereka.

“Ini waktu yang lama dan membuat saya merasa sangat tidak puas dan sedih. Saya merindukan negara saya tentu saja. Saya merindukan keluarga saya, ibu dan ayah saya,” kata Nawar Almadani, ibu Esraa.

Almadani dimukimkan di Chicago pada 2016 dengan bantuan Refugee One, badan terbesar bagi pemukiman para pengungsi di negara bagian Illinois tengah, bersama suami dan empat anak mereka setelah menghabiskan dua tahun di Turki.

Putri bungsunya yang adalah anak kelimanya, Yasmine yang berusia 2 tahun, lahir di AS. Mohamed Almadani, 14 tahun, putra satu-satunya di keluarga itu, bercita-cita menjadi insinyur listrik. Mohamed sangat terinspirasi oleh Elon Musk, maestro bisnis dan CEO Tesla Motors.

Mohamed baru berusia tujuh atau delapan tahun ketika terjadi kekerasan di kampung halaman Almdani di Homs. Namun ia mempunyai beberapa kenangan tentang hidupnya di Suriah, serta ketika melarikan diri ke negara tetangga Turki bersama keluarganya.

Mohamed mengatakan, ia rindu melihat keluarga besar dan bermain dengan sepupunya di taman terdekat di lingkungan rumahnya. Ia juga ingat kaca pecah di rumahnya ketika terjadi penembakan setelah bentrokan dimulai.

Sementara pengungsi Suriah ditempatkan di kota-kota besar di AS, mereka juga menetap di daerah-daerah yang berpenduduk sedikit. [ps/lt]

XS
SM
MD
LG