Tiga orang jenderal Korea Utara, yang diangkat Kim Jong Un menduduki pos-pos penting sebelum pertemuan dengan Amerika di Singapura “adalah pendukung fanatik sistem pemerintahan Korea Utara dan kepemimpinan keluarga Kim.”
Menurut Direktur International Affairs Group, Ken Gause dari Pusat Analisis Angkatan Laut, Kim mengisi pos-pos jabatan tertinggi dari tiga badan utama Tentara Rakyat Korea Utara (KPA) dengan pejabat-pejabat yang loyal dengannya, merupakan upaya Kim untuk mempersiapkan setiap perubahan yang mungkin perlu dilakukan sebagai hasil pertemuan dengan Presiden Donald Trump di Singapura 12 Juni.
"Jika Kim Jong Un memang ingin berdamai dengan AS dan Korea Selatan dan melucuti setidaknya sebagian dari program nuklirnya, dia harus membatasi pengaruh Tentara Rakyat Korea di sana," kata Gause.
“Perombakan ini telah menempatkan para perwiranya yang bisa melakukan hal itu di garis depan. Mereka setia kepada Kim Jong Un dan tidak kepada orang lain.”
Michael Madden, pendiri dan Direktur Leadership Watch dan seorang pakar Korea Utara di situs 38 North di John North Hopkins University mengatakan, “Orang-orang itu pada umumnya fanatik mengabdi pada sistem Korea Utara dan pada kepemimpinan keluarga Kim.”
Kim menghargai kesetiaan dan mengambil pendekatan praktis tanpa belas kasihan untuk menyingkirkan saingannya. Pada 2013, ia memerintahkan pembunuhan pamannya, Jang Song Thaek, yang dipandang oleh banyak orang sebagai pendorong reformasi, dan menjalin hubungan dekat dengan China. [ps/ii]
