Tautan-tautan Akses

Khawatir Virus Ebola, Sudan Selatan Waspada Tinggi


Petugas kesehatan memberikan vaksin ebola kepada seorang anak di DRC yang berbatasan dengan Sudan Selatan (foto: dok).
Petugas kesehatan memberikan vaksin ebola kepada seorang anak di DRC yang berbatasan dengan Sudan Selatan (foto: dok).

Pejabat-pejabat kesehatan Sudan Selatan kini meningkatkan upaya untuk mencegah masuknya virus Ebola yang mematikan ke negara itu, pasca sebuah kasus Ebola di suatu daerah di bagian utara Republik Demokratik Kongo, yang hanya terletak 70 kilometer dari perbatasan Sudan Selatan.

Dr. Pinyi Nyimol, Direktur Jendral Pengendalian Penyakit dan Layanan Tanggapan Darurat di Sudan Selatan, mengatakan kementerian kesehatan telah mengirim tujuh personil ke negara bagian Yei River, yang berbatasan dengan DRC.

“Tujuannya adalah untuk memperkuat pemantauan dan kesiapan menghadapi Ebola,” ujar Nyimol pada VOA.

“Kami menjadi semakin khawatir karena kini kasus Ebola itu semakin mendekati Sudan Selatan, karena orang bergerak, jadi siapapun yang menyebrang ke Sudan Selatan dapat membawa penyakit ini. Dan satu-satunya hal yang dapat kami lakukan adalah meningkatkan pemantauan dan pemindaian, juga mengingatkan para petugas layanan kesehatan kami. Siapapun yang datang harus siap menyampaikan sejarah perjalanan mereka, termasuk soal apakah mereka pernah berada di DRC atau tidak,” ujar Nyimol.

Kasus di Ariwara, sebuah pusat perdagangan, yang dikukuhkan Selasa lalu (2/4) itu adalah kasus Ebola pada seorang perempuan berusia 40 tahun yang telah melakukan perjalanan sejauh 500 kilometer dari Beni, di provinsi Kivu Utara di DRC.

Kivu Utara adalah pusat wabah Ebola yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang.

Nyimol mengatakan ini merupakan kasus Ebola pertama yang dikukuhkan, yang dekat dengan perbatasan DRC-Sudan Selatan sejak wabah terjadi di bagian timur DRC Agustus lalu. (em/al)

Recommended

XS
SM
MD
LG