Tautan-tautan Akses

Khawatir Corona, Rusia Batalkan Perayaan Kemenangan Soviet atas Nazi


Seorang pria berpose dengan bendera merah di depan Lapangan Merah dalam peringatan 75 tahun kekalahan Nazi dalam Perang Dunia Kedua di Moskow, Rusia, 9 Mei 2020.
Seorang pria berpose dengan bendera merah di depan Lapangan Merah dalam peringatan 75 tahun kekalahan Nazi dalam Perang Dunia Kedua di Moskow, Rusia, 9 Mei 2020.

Rusia memperingati 75 tahun kemenangan Soviet atas Nazi Jerman, Sabtu (9/5). Namun perayaan itu terpaksa dibatalkan karena wabah virus corona yang memburuk di negara itu.

Para pejabat Rusia, Sabtu (9/5), melaporkan lebih dari 10.000 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam, sehingga jumlah total kasus mencapai hampir 200 ribu. Rusia telah melaporkan lebih dari 10 ribu kasus setiap hari pekan ini, melebihi Perancis dan Jerman dalam memiliki jumlah kasus kelima tertinggi di dunia.

Di seluruh dunia, jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi melebihi 4 juta pada Sabtu (9/5). Menurut statistik Universitas Johns Hopkins, jumlah korban kematian global naik menjadi lebih dari 275 ribu, termasuk lebih dari 78 ribu di AS.

Presiden Vladimir Putin memperingati Hari Kemenangan dengan menyerukan persatuan dan memberikan penghormatan kepada mereka yang tewas dalam Perang Dunia II. Dalam pidato yang menandai penampilan umum pertamanya dalam hampir sebulan, Putin tidak menyinggung soal virus atau penyebarannya di Rusia, dan hanya fokus pada kenangan sekitar 25 juta warga Soviet yang tewas dalam perang itu.

"Kita akan, seperti biasa, secara luas dan khidmat, memperingati peristiwa itu, melakukannya dengan hormat, sebagai tugas kita kepada mereka yang telah menderita, dan meraih kemenangan," katanya.

Parade Hari Kemenangan Moskow di Lapangan Merah dibatalkan. Namun, negara tetangga, Belarus, mengadakan parade Hari Kemenengan besar-besaran di Minsk, dengan pawai ribuan tentara dan disaksikan ribuan penonton.

Presiden Belarus Alexander Lukashenko memutuskan untuk tetap mengadakan parade, meskipun menurut statistik Universitas Johns Hopkins, negara itu memiliki tingkat infeksi tertinggi di Eropa Timur.

Di AS, negara dengan jumlah infeksi dan kematian tertinggi akibat COVID-19, sejumlah gubernur AS berusaha meningkatkan produksi pasokan medis esensial dan alat pelindung diri (APD) setelah sebelumnya sempat langka di tengah pandemi.

AS sebelumnya bergantung pada China dan negara asing lain untuk APD, tapi gubernur Indiana, Florida, Massachusetts dan Missouri mengatakan pekan ini, mereka akan mendorong lebih banyak produksi APD dan pasokan medis di dalam negara bagian. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG