Tautan-tautan Akses

Khamenei: Trump adalah ‘Badut’ yang Akan Khianati Rakyat Iran


Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: dok).
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (Foto: dok).

Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengatakan Presiden AS Donald Trump adalah ‘badut’ yang hanya berpura-pura mendukung rakyat Iran, tetapi akan “menikamkan belati beracun” ke punggung mereka. Khamenei mengungkapkan itu dengan nada menantang dalam khotbah Jumat pertamanya di Teheran dalam delapan tahun ini.

Khamenei mengatakan kehadiran massa dalam jumlah besar dalam pemakaman Qassem Soleimani, jenderal senior Iran yang tewas dalam serangan udara AS awal bulan ini menunjukkan bahwa rakyat Iran mendukung Republik Islam itu meskipun belakangan ini menghadapi berbagai cobaan. Ia mengatakan membunuh Soleimani secara pengecut telah melenyapkan komandan paling efektif dalam perang melawan ISIS.

Sebagai tanggapannya, Iran melancarkan serangkaian misil balistik yang menarget pasukan AS di Irak, tanpa mengakibatkan cedera serius. Khamenei mengatakan serangan itu merupakan “pukulan bagi citra Amerika” sebagai negara adidaya. Dalam salah satu bagian khotbahnya, ia mengatakan “hukuman yang sesungguhnya” akan memaksa AS mundur dari Timur Tengah.

Sementara Garda Revolusi Iran bersiap menghadapi serangan balasan AS yang tidak pernah datang, Garda Revolusi keliru menembak jatuh sebuah pesawat Ukraina tidak lama setelah jet penumpang itu lepas landas dari bandara internasional Teheran, sehingga menewaskan seluruh 176 orang di dalamnya, kebanyakan adalah orang Iran.

Khamenei menyebut penembakan pesawat itu sebagai “kecelakaan pahit” yang membuat sedih Iran, namun membuat musuh-musuhnya senang. Ia mengatakan musuh-musuh Iran telah memanfaatkan kecelakaan itu untuk mempertanyakan Republik Islam, Garda Revolusi dan Angkatan Bersenjata Iran.

Ia juga mengecam negara-negara Barat, dengan mengatakan mereka terlalu lemah “untuk membuat rakyat Iran bertekuk lutut.” Ia mengatakan Inggris, Perancis dan Jerman, yang pekan ini memulai mekanisme perselisihan untuk berupaya dan membawa Iran kembali mematuhi perjanjian nuklir 2015, adalah negara-negara yang “hina” dan “pelayan” AS. [uh/lt]

XS
SM
MD
LG