Tautan-tautan Akses

Ketua Komisi Uni Afrika Bela Kebijakan Organisasinya soal Libya


Ketua Komisi uni Afrika Jean Ping berbicara dalam KTT Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia (Rabu, 25/1).
Ketua Komisi uni Afrika Jean Ping berbicara dalam KTT Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia (Rabu, 25/1).

Ketua Komisi Uni Afrika, Jean Ping, memberikan pembelaan kebijakan organisasi itu mengenai Libya dalam pidato pembukaan KTT organisasi itu yang berlangsung di Addis Ababa.

Berbicara kepada para menteri luar negeri Afrika hari Kamis, Jean Ping mengatakan kesulitan Uni Afrika dengan penanganan pemberontakan Libya adalah pemberontakan itu tidak dimulai dengan demonstrasi damai seperti pemberontakan Arab lainnya.

Uni Afrika banyak dikecam dalam bulan-bulan terakhir kekuasaan Moammar Khadafi karena berusaha melakukan mediasi yang bisa membuat diktator Libya itu terus berkuasa. Membela kebijakan itu, Jean Ping mengatakan pemikiran Uni Afrika didasarkan pada kekhawatiran Libya mungkin menjadi negara yang gagal seperti Somalia apabila Khadafi digulingkan.

Para pembuat kebijakan Uni Afrika pada saat itu dikabarkan menyampaikan kekhawatiran, para pemberontak Libya bersekutu dengan al-Qaida. Pada akhirnya, tim mediasi Uni Afrika disisihkan sewaktu serangan-serangan udara NATO memastikan kejatuhan Khadafi tidak dapat dielakkan.

Berbicara dalam bahasa Prancis melalui seorang penerjemah, Ping mengatakan suara Afrika semakin berpengaruh dalam empat tahun kepemimpinannya.

“Pada tingkat internasional, Komisi Uni Afrika mengamati dengan rasa puas, suara Afrika semakin didengar pada panggung internasional dan dalam masyarakat internasional. Saya ingin mengingatkan, kita akan punya kesempatan suara kita didengar pada pertemuan G-8 dan G-20, dan komisi Uni Afrika sedang dirundingkan oleh sistem PBB dalam semua bidang yang mempengaruhi dan berkaitan dengan benua Afrika,” ujarnya.

Dalam sinyal ketidakpuasan dengan kepemimpinan Jean Ping, Afrika Selatan mencalonkan Nkosazana Dlamini-Zuma, menteri dalam negeri dan mantan menteri luar negeri, sebagai ketua Komisi Uni Afrika. Dlamini-Zuma adalah mantan pejuang anti-apartheid yang menjabat sebagai menteri dalam kabinet semua presiden Afrika Selatan sejak Nelson Mandela.

Tetapi, para pengamat Uni Afrika mengatakan harapan Afrika Selatan itu ditentang kuat. Analis Mehari Maru dari Lembaga Kajian Kebijakan di Addis Ababa mengatakan Ping, mantan menteri luar negeri Gabon, didukung negara-negara kecil yang keberatan kalau calon dari negara-negara Afrika kuat memimpin organisasi itu.

Namun, para pengamat Uni Afrika berhati-hati, karena pemilihan ketua organisasi itu dilakukan melalui pemungutan suara rahasia oleh kepala-kepala negara Afrika, dan apa saja bisa terjadi dalam organisasi itu.

Kepala-kepala negara Uni Afrika juga akan memilih satu orang yang memegang jabatan rotasi ketua Uni Afrika. Berdasarkan persetujuan, jabatan satu tahun dirotasi berdasarkan kawasan, dan tahun ini adalah giliran Afrika Barat. Para pengamat mengatakan dua calon untuk jabatan itu adalah dari Benin dan Nigeria.

Kepala-kepala negara tiba hari Minggu untuk pertemuan dua hari. Pemilihan jabatan ketua diperkirakan akan menempati bagian pertama agenda.

XS
SM
MD
LG