Tautan-tautan Akses

Ketegangan, Kekerasan di Ukraina Meningkat


Seorang pengunjuk rasa meneriakkan slogan dalam demonstrasi anti-pemerintah di Independence Square, Kyiv, Ukraina (21/2).
Seorang pengunjuk rasa meneriakkan slogan dalam demonstrasi anti-pemerintah di Independence Square, Kyiv, Ukraina (21/2).

Menteri luar negeri Jerman dan Perancis tiba di Kyiv, Senin (22/2) untuk mendesak para pemimpin Ukraina agar meningkatkan reformasi yang diperlukan untuk melaksanakan perjanjian perdamaian yang permanen.

Kekerasan di Ukraina timur kembali meningkat setelah relatif tenang selama musim dingin. Laporan terbaru dari daerah Donbas yang diperebutkan mengatakan jumlah korban tewas sejak pertengahan Februari sama dengan bulan September tahun lalu, sebelum gencatan senjata yang goyah mulai diberlakukan.

Separatis pro-Rusia di Ukraina timur telah memerangi pasukan pemerintah sejak penggulingan Presiden Viktor Yanukovych dua tahun lalu. Wartawan VOA Zlatica Hoke melaporkan kerusuhan juga kembali terjadi di ibukota, Kyiv, di mana para demonstran menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk.

Rakyat Ukraina memperingati protes besar di Kyiv yang menyebabkan penggulingan Presiden Yanukovych dan keterlibatan Rusia di bekas republik Soviet itu dua tahun lalu. Selama acara utama pada hari Minggu, karangan bunga dan lilin diletakkan di Maidan Square untuk menghormati para pengunjuk rasa yang tewas di sana.

"Saya datang ke sini untuk memperingati dua tahun sejak rakyat tewas, tetapi mendapati revolusi lain dimulai," kata Oleksandr Voevudskiy, salah seorang aktifis Ukraina.

Tenda-tenda yang didirikan para aktivis masih tegak, Senin (22/2), dengan demonstran mengungkapkan ketidakpuasan terhadap pemerintah saat ini.

"Kami punya tiga permintaan: pengunduran diri pemerintah Yatsenyuk yang tidak melakukan tugasnya dan juga penyelidikan terhadap pembunuhan sejumlah aktivis Maidan dan kasus-kasus penting lainnya, dan tidak ada evaluasi politis bagi para aktivis," kata Aleksander Misura, salah seorang pengunjuk rasa di Kyiv.

Pada hari Sabtu (20/2), protes berubah menjadi kekerasan saat para nasionalis merusak bank-bank Rusia di Kyiv dan kota-kota lain untuk mengekspresikan kemarahan terhadap Moskow karena menganeksasi Semenanjung Krimea pada bulan Maret 2014 dan menyediakan dukungan militer bagi separatis di Ukraina timur.

PM Ukraina Arseniy Yatsenyuk (tengah) di gedung parlemen Ukraina di Kyiv (Foto: dok).
PM Ukraina Arseniy Yatsenyuk (tengah) di gedung parlemen Ukraina di Kyiv (Foto: dok).

Menteri luar negeri Jerman dan Perancis tiba di Kyiv, Senin (22/2) untuk mendesak para pemimpin Ukraina agar meningkatkan reformasi yang diperlukan untuk melaksanakan perjanjian perdamaian yang permanen. Reformasi yang dinegosiasikan tahun lalu di Minsk telah tertunda karena pertikaian politik di Kyiv. Dan pemerintah Yatsenyuk nyaris tidak selamat dari mosi tidak percaya sebelumnya bulan ini.

Para pejabat Uni Eropa menekankan pentingnya stabilitas bagi masa depan Ukraina. "Saya tahu kalian sangat berkomitmen untuk arah reformasi internal ini dan saya yakin kalian tahu, kami tahu, dan mengenai komentar terakhir Dana Moneter Internasional yang mengatakan 'pada prinsipnya kita bisa mendukung jika ada stabilitas politik di Ukraina'," kata Frank-Walter Steinmeier, Menlu Jerman.

Perekonomian Ukraina terhambat di tengah kerusuhan politik dan kekerasan di timur. Kiev juga menanggung beban pengungsi yang melarikan diri dari Krimea dan daerah-daerah yang dikuasai pemberontak di kawasan timur negara itu. [as/ab]

XS
SM
MD
LG