Tautan-tautan Akses

Ketegangan di Suriah Tak akan Ubah Rencana Turki Kerahkan Misil Rusia


Warga Suriah berkerumun di sekitar reruntuhan helikopter yang ditembak jatuh di Alepo, 14 Februari 2020.
Warga Suriah berkerumun di sekitar reruntuhan helikopter yang ditembak jatuh di Alepo, 14 Februari 2020.

Ketegangan antara Turki dan Rusia terkait meningkatnya ofensif Suriah di Idlib, tampaknya tidak mengubah rencana Turki untuk menggunakan sistem pertahanan misil Rusia, meskipun ada ancaman sanksi-sanksi AS, kata seorang pejabat AS, Jumat (14/2).

Pertempuran di provinsi di bagian barat laut Suriah itu telah menyebabkan perselisihan sengit antara Rusia, yang mendukung ofensif pasukan Suriah, dan Turki yang mengerahkan ribuan tentaranya untuk mendukung pemberontak yang berusaha menghentikan gerak maju pasukan Suriah.

Pekan lalu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan marah meminta Rusia agar “menyingkir” dan membiarkan Turki melakukan pembalasan, setelah sejumlah tentara Turki terbunuh. Kedua negara saling menuduh pihak lain mempermainkan perjanjian yang dimaksudkan untuk membendung konflik.

Perselisihan ini telah memberi AS peluang yang jarang muncul untuk menyoroti kesamaan sikapnya dengan Turki, mitranya di NATO, setelah hubungan yang bertahun-tahun memburuk, yang dapat memburuk lebih jauh lagi jika Turki jadi mewujudkan rencanaya mengaktifkan sistem misil S-400 Rusia dalam beberapa bulan mendatang.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mencuit dukungan bagi Turki. Utusan khusus James Jeffrey, sewaktu berbicara di ibukota Turki, Ankara, menyebut tentara Turki yang gugur sebagai “syuhada.”

Turki membela kepentingan-kepentingannya di Idlib “dengan cara yang tepat dan yang didukung AS,” kata seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri, yang berbicara kepada wartawan dengan syarat anonim.

Washington telah berusaha menekankan tujuan Moskow dan Ankara yang berbeda, bukan hanya di Suriah tetapi juga dalam konflik Libya, di mana kedua negara itu mendukung pihak-pihak yang berlawanan. [uh/ab]

XS
SM
MD
LG