Tautan-tautan Akses

Kerry: Presiden Suriah Harus Mengundurkan Diri


Menteri Luar Negeri AS John Kerry, kanan, menjawab pertanyaan tentang krisis berkepanjangan di Suriah dalam sebuah konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond, 19 September 2015, di London.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry, kanan, menjawab pertanyaan tentang krisis berkepanjangan di Suriah dalam sebuah konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond, 19 September 2015, di London.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad harus mengundurkan diri, tetapi penetapan waktu pengunduran dirinya itu harus diputuskan melalui negosiasi.

Kerry berbicara di London setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris Philip Hammond. Ia mendesak Rusia dan Iran untuk menggunakan pengaruh mereka di Suriah guna meyakinkan Assad agar mau merundingkan pengunduran dirinya untuk mengakhiri perang saudara di negaranya.

Kerry juga menekankan kaitan antara perang saudara Suriah dan besarnya arus migran Suriah ke benua Eropa. Ia menyebut perang empat tahun di sana sebagai akar penyebab krisis migrasi, seraya mengatakan migrasi massal itu sebagai tantangan utama bagi benua Eropa.

“Kita perlu berunding,” ujar Kerry. “Inilah yang sedang kami upayakan, dan kami berharap Rusia dan Iran serta negara-negara lainnya yang berpengaruh akan membantu mewujudkannya. Jadi kami membicarakan beberapa gagasan, bagaimana memanfaatkan momen ini pada waktu Rusia tampak lebih berkomitmen untuk berbuat lebih banyak melawan ekstremis Negara Islam yang berjuang merebut kontrol atas Suriah. Inilah sasarannya.”

Moskow dan Barat berbeda pendapat dengan tajam mengenai strategi dan taktik untuk mengakhiri perang saudara yang berkobar mulai tahun 2001. Negara-negara Barat bersikeras krisis ini tidak akan berakhir sebelum Assad mundur atau disingkirkan dari kekuasaan, sedangkan Moskow berpendapat bahwa ancaman dari ekstremis harus diatasi sebelum membahas nasib Assad.

Sekitar 250 ribu warga Suriah telah tewas sementara diplomasi mengalami kemacetan. Ratusan ribu lainnya yang terancam oleh pasukan ISIS dan pasukan pemerintah telah melarikan diri, berupaya mencapai benua Eropa yang relatif lebih aman dan makmur. [uh]

XS
SM
MD
LG