Tautan-tautan Akses

Kepala Polisi Australia Barat Minta Maaf kepada Warga Aborigin


Komisioner polisi Australia Barat, Chris Dawson, di Peth, 11 Mei 2018. (AAP/Rebecca Le May/via REUTERS)
Komisioner polisi Australia Barat, Chris Dawson, di Peth, 11 Mei 2018. (AAP/Rebecca Le May/via REUTERS)

Kepala polisi sebuah negara bagian di Australia, Kamis (12/7), mengajukan permohonan maaf yang bersejarah ke penduduk asli negara itu.

Komisioner polisi Australia Barat, Chris Dawson, mengatakan, polisi telah menjadi partisipan utama dalam kekekeliruan pemerintah pada masa lalu terhadap warga keturunan Aborigin dan Kepulauan Selat Torres. Ia berjanji akan memperbaiki hubungan antar ras di Australia Barat.

Dalam pidatonya di markas besar polisi di Perth, Dawson mengatakan tindakan-tindakan polisi yang keliru pada masa lalu telah menyebabkan banyak penduduk asli mengalami penderitaan besar selama puluhan tahun.

Pernyataan Dawson ini mengejutkan sejumlah pemimpin Aborigin dan Kepulauan Selat Torres, namun banyak mendapat sambutan hangat.

Australia Barat merupakan negara bagian dengan populasi penduduk asli terbesar kedua setelah Northern Territory. Jumlah penduduk asli Australia hanya tiga persen dari total populasi nasional. Meski demikian, 25 persen penghuni penjara-penjara di negara itu adalah penduduk asli atau warga keturunan penduduk asli Australia.

Penduduk asli Australia kerap mendapat perlakuan tidak pantas pada masa lalu. Hingga tahun 70-an, contohnya, pemerintah memberlakukan kebijakan yang memisahkan anak-anak hasil perkawinan antar ras dari keluarga Aborigin. Anak-anak itu disebut Generasi Terampas. Banyak di antara anak-anak itu dipenjarakan, diperlakukan semena-mena dan ditelantarkan.

“Mulai hari ini, semasa saya menjabat sebagai komisioner polisi, saya akan mengambil langkah-langkah yang akan menyembuhkan luka sejarah antara polisi dan warga Aborigin dan Kepulauan Selat Torres,” kata Dawson. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG