Tautan-tautan Akses

Kemarahan Kelas Pekerja Marakkan Popularitas Trump di Wisconsin


Kemarahan kelas pekerja marakkan popularitas kandidat Capres AS dari partai Republik, Donald Trump di Wisconsin (Foto: dok).
Kemarahan kelas pekerja marakkan popularitas kandidat Capres AS dari partai Republik, Donald Trump di Wisconsin (Foto: dok).

Daya tarik Donald Trump, kontestan terdepan dari Partai Republik, terhadap pemilih kelas pekerja mudah terlihat di kota industri Janesville, yang juga kota asal Paul Ryan.

Kampanye untuk mengumpulkan lebih banyak delegasi menuju nominasi presiden Amerika dari Partai Republik akhirnya sampai di Wisconsin, negara bagian asal Ketua DPR Paul Ryan. Seperti dilaporkan oleh koresponden VOA Kane Farabaugh, daya tarik Donald Trump, kontestan terdepan dari Partai Republik, terhadap pemilih kelas pekerja mudah terlihat di kota industri Janesville, yang juga kota asal Paul Ryan.

Berdiri dalam antrian di antara ribuan orang yang berharap untuk melihat Donald Trump di Pusat Konferensi kota Janesville merupakan keputusan yang dibuat pada menit-menit terakhir oleh William Collett, seorang akuntan.

Kandidat presiden yang akan dipilihnya dalam pemilihan pendahuluan di Wisconsin pada tanggal 5 April nanti juga merupakan keputusan yang baru saja dibuatnya. “Ya, sampai pagi ini saya akan memilih Trump,” kata William Collett.

Salah satu alasan terbesar adalah pandangan Trump untuk membatasi perjanjinan perdagangan luar negeri. "Coba lihat program NAFTA yang diputuskan oleh para politisi. Padahal mereka benar-benar tahu bahwa lapangan kerjaakan berpindah ke luar negeri,” imbuhnya.

Itulah yang menjadi keprihatinan utama bagi banyak orang di Janesville, di mana berdiri pabrik raksasa perakitan otomotif General Motors yang sudah tidak beroperasi selama hampir satu dekade.

Penutupan pabrik itu mengakibatkan ribuan orang di daerah itu kehilangan pekerjaan dengan upah yang baik, dan mengubah cara hidup bagi banyak orang yang tinggal di kota kelas pekerja itu, yang sebagian besar merupakan pemilih Partai Republik.

John Sharpless adalah guru besar sejarah di Universitas Wisconsin di Madison.

“Banyak dari mereka dulunya Demokrat. Ayah mereka dulu bekerja di pabrik perakitan pada era industri Amerika. Mereka memiliki rumah yang bagus di pinggiran kota. Mereka punya penghasilan seperti yang didapat oleh para pekerja kelas atas pada tahun 1950-an dan 60-an. Mereka mengenang kembali kehidupan itu dan beritanya-tanya di mana kehidupan seperti itu sekarang,” kata John Sharpless, dosen di University of Wisconsin Madison.

John Sharpless juga mantan kandidat anggota Kongres dari Partai Republik yang kalah tipis dalam pemilu tahun 2000. Dia mengatakan para pemimpin Partai Republik telah salah menilai para pemilih kelas pekerja dalam beberapa putaran pemilu.

“Saya kira mereka adalah kelompok yang sakit hati, dan mereka merupakan kelompok yang marah. Mereka merasa dikhianati oleh Partai Demokrat dan kemudian mereka merasa disingkirkan oleh Partai Republik, dan Trump telah memanfaatkan kemarahan itu," komentar Profesor Sharpless mengenai pemilih di Wisconsin.

Tetapi Charlie Luiting, 21 tahun, mengatakan dia sangat terkesan dengan kualifikasi dan prestasi Donald Trump. “Dia lambang seorang pengusaha Amerika. Saya suka itu,” katanya.

Tapi ada nama lain dalam benak Luiting, yaitu Paul Ryan, Ketua DPR Amerika yang berkampung halaman di Janesville dan satu sekolah dengan ibu Luiting. “Jika Paul ikut bersaing, saya pasti akan memilih Paul karena hubungan pribadi saya dengannya. Saya percaya padanya. Dia jujur. Lurus,” imbuh Luiting.

Seiring dengan pendapat itu, Profesor Sharpless dari Universitas Wisconsin mengatakan, “Jika secara ajaib dia menjadi kandidat, saya kira dia akan menjadi saingan yang sangat serius bagi Hillary Clinton.”

Tapi Paul Ryan telah mengatakan tidak tertarik menjadi kandidat, dan dia percaya calon presiden Partai Republik seharusnya orang yang mengikuti persaingan saat ini, persaingan yang dimenangkan oleh Donald Trump. [lt/as]

XS
SM
MD
LG