Tautan-tautan Akses

Kelompok Anti-Islam PEGIDA Adakan Pawai Pertama di Austria


Pawai Anti Islam PEGIDA di Jerman (Foto: dok.)
Pawai Anti Islam PEGIDA di Jerman (Foto: dok.)

Gerakan anti-Islam lahir di Jerman, menarik banyak pendukung dan para pengunjuk rasa yang kontra, turun ke jalanan di Vienna ketika gerakan tersebut mengadakan pawai pertamanya di kota itu pada hari Senin (2/2).

Sekitar 1.200 polisi diturunkan di ibukota Austria itu sebagai langkah pencegahan, sekitar 250 peserta pawai membawa bendera Austria sambil berseru "we are the people" berhadapan dengan demonstran dengan jumlah yang serupa meneriakkan “bubarkan PEGIDA.”

Jajaran polisi anti huru-hara memisahkan kedua kubu. Seorang juru bicara kepolisian mengatakan tidak ada insiden ataupun penahanan. Sebelumnya, ribuan orang melakukan pawai dan memprotes PEGIDA.

Pawai tersebut berlangsung setelah demonstrasi yang diwarnai kekerasan pada hari Jumat (30/1) yang dilaksanakan oleh aktivis sayap kiri, menentang pesta dansa tahunan di Vienna yang sering dihadiri oleh tokoh-tokoh sayap kanan.

Kepekaan agama sedang berkembang pesat di Austria. Pemerintah mengusulkan penerapan penggunaan bahasa Jerman standar untuk menerjemahkan Al-Quran dan melarang pendanaan asing untuk organisasi Muslim di negaranya dalam sebuah RUU yang sebagian bertujuan untuk mengatasi militan.

Langkah tersebut diambil setelah pemerintah memperkirakan sekitar 170 orang dari Austria telah bergabung dengan pasukan militan Islam yang sedang berperang di Timur Tengah.

Lahirnya PEGIDA (Patriotic Europeans Against the Islamisation of the West)secara mendadak di Jerman mengguncang elit politik negara tersebut dengan mengadakan pawai yang diikuti oleh 25.000 orang di jalan-jalan Dresden.

Tapi gerakan tersebut mulai guncang ketika lima pendirinya keluar untuk mendirikan gerakan saingan.

Georg Immanuel Nagel, seorang siswa filosofi berusia 28 tahun dari Vienna dan juru bicara untuk gerakan cabang Austria, mengatakan pada surat kabar Die Presse ia ingin mengakhiri “kebijakan yang terlalu lunak” terhadap setengah juta Muslim yang tinggal di Austria, yang aslinya merupakan negara dengan 8,5 juta penduduk yang beragama Katolik Roma.

Ia menyerukan dibuatnya undang-undang untuk melarang “Islamisme” supaya orang-orang yang mengupayakan hukum Syariah, atau hukum Islam bisa dihukum, sebagaimana Austria melarang pemuliaan Nazisme.

Nazi Jerman pada tahun 1938 mencaplok Austria, yang 200.000 penduduk Yahudinya dimusnahkan dalam Holocaust.

Heinz Christian Strache, pemimpin partai oposisi Kemerdekaan yang bersaing ketat dalam jajak pendapat dengan partai-partai koalisi berhaluan tengah, menunjukkan dukungan bagi PEGIDA, yang disebutnya sebagai “gerakan hak sipil yang serius.”

XS
SM
MD
LG