Tautan-tautan Akses

Kekhawatiran akan Terjadinya Perang Dagang Makin Meningkat


Presiden Donald Trump menghadiri diskusi tentang perdagangan di Duluth, Minnesota, 20 Juni 2018.
Presiden Donald Trump menghadiri diskusi tentang perdagangan di Duluth, Minnesota, 20 Juni 2018.

Setelah mengancam mitra-mitra dagang Amerika dengan tarif bea impor baru, Presiden Donald Trump membidik Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

“Mereka telah memperlakukan kami dengan sangat buruk selama bertahun-tahun dan oleh karena itu kita berada dalam posisi yang sangat merugikan dengan WTO. Kami tidak merencanakan apa pun sekarang, tetapi jika mereka tidak memperlakukan kami dengan baik, kami akan melakukan sesuatu,” kata Presiden Donald Trump.

Trump berbicara setelah muncul laporan-laporan bahwa Gedung Putih telah menyusun RUU yang akan memungkinkan presiden untuk menetapkan tarif di luar yurisdiksi WTO. Langkah ini pada dasarnya akan meninggalkan komitmen Amerika pada badan perdagangan internasional tersebut.

Sementara itu, negara-negara lain tidak tinggal diam dan melakukan aksi balasan.

Kanada telah mengenakan bea impor atas barang-barang Amerika senilai $12,6 miliar sebagai balasan atas bea impor baja dan aluminium dari negara itu. China telah siap untuk memberlakukan bea impor balasan atas barang-barang Amerika senilai $34 miliar. Barang-barang itu termasuk kedelai, hasil pertanian dari wilayah-wilayah pedesaan yang umumnya mendukung Trump. Uni Eropa boleh jadi akan memulai langkah-langkah untuk membatasi impor baja mulai pertengahan Juli.

“Sudah jelas bagi pemerintah Amerika bahwa jika mereka akan mengenakan bea impor untuk aluminium dan baja, maka kami akan menganggapnya ilegal dan tidak sesuai dengan ketentuan WTO, dan langkah demikian akan ada konsekuensinya,” kata Cecilia Malmstrom, Komisaris Perdagangan Uni Eropa.

Uni Eropa juga mengancam akan menerapkan bea impor atas barang-barang Amerika senilai $290 miliar, jika Trump meneruskan rencananya untuk menerapkan bea masuk atas mobil impor.

Walaupun Presiden Trump bersikeras bahwa taktiknya akan menghasilkan kesepakatan perdagangan yang lebih baik bagi rakyat Amerika, banyak analis merasa khawatir.

“Kita menuju ke arah yang salah. Kita semakin meningkatkan biaya untuk ekonomi kita. Kita mengancam sistem perdagangan multilateral berbasis aturan yang telah menjadi sumber kemakmuran Amerika pada era pasca-perang, dan bahkan lebih penting lagi, telah menjadi sumber pengaruh Amerika dalam perekonomian dunia,” kata Jeffrey Schott, pakar ekonomi dari Peterson Institute for International Economics, sebuah lembaga penelitian di Washington, D.C., dengan fokus perekonomian internasional.

Para ekonom percaya perang dagang besar-besaran akan merugikan pertumbuhan ekonomi global akibat berkurangnya volume perdagangan, gangguan rantai suplai dan hilangnya kepercayaan investor. Tetapi, Trump tampaknya tidak khawatir bahwa hal itu akan terjadi karena, katanya, kekuatan dan ketahanan ekonomi Amerika. [uh]

Recommended

XS
SM
MD
LG