Tautan-tautan Akses

Kekerasan Kembali Berlanjut di Yaman


Pemberontak Houthi telah menarik pasukan militer mereka dari pelabuhan penting Hodeida, Yaman 11 Mei 2019.
Pemberontak Houthi telah menarik pasukan militer mereka dari pelabuhan penting Hodeida, Yaman 11 Mei 2019.

Kekerasan Kamis (16/5) berlanjut di Yaman dengan serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi di ibukota Sanaa yang dikuasai Houthi, sehari setelah utusan PBB untuk Yaman membenarkan pemberontak Houthi telah memindahkan pasukan militer mereka dari pelabuhan penting Hodeida di Laut Merah untuk meredakan ketegangan dalam perang saudara yang sudah berlangsung empat tahun di negara itu.

Petugas medis dan penduduk di ibukota Yaman, Sanaa mengatakan setidaknya tiga orang, termasuk seorang anak, tewas dalam serangan udara yang dipimpin Arab Saudi, Kamis pagi. Serangan itu terjadi dua hari setelah Houthi mengaku bertanggung jawab atas serangan pesawat tanpa awak pada fasilitas minyak di Arab Saudi.

Kekerasan terakhir ini terjadi sementara Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Martin Griffiths, Rabu mengkonfirmasi pengalihan pemberontak Houthi dari pelabuhan itu di hadapan Dewan Keamanan PBB. Langkah itu disepakati pada pembicaraan antara pihak-pihak Yaman di Stockholm pada bulan Desember, tetapi berulang kali ditunda. Fase pertama akhirnya dilaksanakan antara Sabtu hingga Selasa.

Griffiths mengatakan kepada DK bahwa pengalihan penempatan itu adalah langkah penting pertama yang harus ditindak lanjuti dengan tindakan yang berarti.

"Pengalihan ini harus diikuti dengan langkah-langkah nyata para pihak melaksanakan kewajibannya sesuai perjanjian Stockholm. Kita ingin pihak-pihak memastikan momentum yang sudah mulai kita saksikan dipertahankan dengan langkah-langkah pengalihan pasukan selanjutnya dari kedua pihak," kata Griffiths.

Hodeida sebelumnya di bawah kendali Houthi. Berdasarkan perjanjian pengalihan pasukan itu, PBB sekarang memiliki akses penuh ke pelabuhan-pelabuhan, yang memungkinkan para pengawasnya memeriksa kapal-kapal yang berlabuh di sana apakah ada impor senjata Houthi, yang merupakan pelanggaran terhadap embargo senjata PBB. Mereka juga berharap tindakan ini akan mempermudah impor makanan dan barang-barang penting lainnya.

Selama beberapa hari terakhir, pemberontah Houthi secara sepihak menarik diri dari pelabuhan itu. PBB mengatakan 14 juta orang Yaman sangat memerlukan bantuan dan 10 juta lainnya memerlukan, bantuan atau perlindungan kemanusiaan. Yaman adalah operasi bantuan terbesar PBB di dunia dan telah meminta $4,2 miliar untuk mendanainya tahun ini. (my)

XS
SM
MD
LG