Tautan-tautan Akses

Kekerasan oleh Kelompok Nasionalis Kulit Putih di AS Berlanjut 


Seorang demonstran mengacungkan jari yang dianggap lambang kelompok supremasi kulit putih, di Portland, Oregon, 17 Agustus 2019.
Seorang demonstran mengacungkan jari yang dianggap lambang kelompok supremasi kulit putih, di Portland, Oregon, 17 Agustus 2019.

Sebuah organisasi advokasi mengatakan, Rabu (18/3), jumlah kelompok beraliran kebencian di Amerika turun pada 2019, tetapi kelompok nasionalis kulit putih terus bertambah jumlahnya.

Pusat Hukum Kemiskinan Selatan (Southern Poverty Law Center/SPLC) yang bermarkas di Alabama mengatakan jumlah kelompok kebencian di Amerika menurun sekitar 8 persen menjadi 940 kelompok. Penurunan itu disebabkan oleh bubarnya dua organisasi neo-Nazi utama: Gerakan Sosialis Nasional dan Partai Pekerja Tradisionalis. Jumlah kelompok kebencian meningkat setiap tahun pada empat tahun sebelumnya, mencapai rekor tertinggi 1.020 pada 2018.

Akibatnya, meskipun ada penurunan tahun lalu, 156 kelompok kebencian lainnya beroperasi di Amerika pada 2019 dibandingkan dengan lima tahun lalu. Dan jumlah kelompok yang mendukung nasionalisme kulit putih, meningkat sebesar 55 persen menjadi 155, dari 148 sejak 2017. Sedangkan organisasi anti-LGBT melonjak hampir 43 persen menjadi 70, dari 49.

"Jangan salah: Kita memiliki krisis kebencian dan ekstremisme di negara kita - dan ide-ide beracun yang disebarkan oleh kelompok-kelompok kebencian ini tidak hanya mengarah pada kekerasan tetapi juga mengikis fondasi demokrasi kita," kata Lecia Brooks, juru bicara SPLC.

Shannon Minter, direktur hukum dari Pusat Nasional untuk Hak-Hak Lesbian, mengatakan ledakan dalam jumlah kelompok anti-LGBTQ "menimbulkan bahaya nyata" bagi orang-orang LGBT. Yang memperparah ancaman, adalah semakin banyak peraturan negara bagian mengusulkan rancangan undang-undang (RUU) kejam yang menargetkan minoritas seksual". [my/pp]

XS
SM
MD
LG