Presiden Uganda Yoweri Museveni hari Minggu (16/6) memerintahkan pengiriman lebih banyak tentara ke bagian barat negara itu di mana sekelompok penyerang terkait ISIS menewaskan sedikitnya 37 siswa sekolah menengah.
Anggota Pasukan Demokrasi Sekutu ADF yang memberontak, Jumat malam (16/6) membunuh para siswa Lhubirira Secondary School yang letaknya berdekatan dengan perbatasan Republik Demokratik Kongo.
Militer dan polisi mengatakan para penyerang juga menculik enam siswa dan melarikan diri menuju Taman Nasional Virunga di seberang perbatasan. Nasib mereka masih belum diketahui.
Museveni mengatakan telah semakin banyak tentara ikut serta mengejar kelompok itu, termasuk ke arah Gunung Rwenzori di mana ADF melancarkan pemberontakan melawan Museveni sejak tahun 1990an.
Dalam sebuah pernyataan Museveni mengatakan, “Kami sekarang mengirim lebih banyak pasukan ke daerah selatan Gunjung Rwenzori. Tindakan mereka merupakan tindakan pengecut yang putus asa, dan tidak akan menyelamatkan mereka. Kami telah mengirim pasukan baru ke sisi Uganda, saat melanjutkan perburuan di sisi Kongo.”
Televisi swasta NTV Uganda Sabtu lalu (17/6) mengatakan jumlah korban tewas mencapai 41 orang. Sementara surat kabar New Vision yang dikelola negara mengatakan korban mencapai 42 orang – yang mencakup 39 siswa dan tiga lainnya tewas ketika penyerang meledakkan bom saat melarikan diri.
Serangan itu mengundang kecaman internasional, termasuk dari PBB, Uni Afrika, dan Otoritas Pembangunan Antar Pemerintah Afrika Timur.
Museveni menyerukan orang tua di seluruh Uganda untuk tidak panik. “Anak-anak akan tetap aman. Pelaku adalah orang jahat yang berupaya menyakiti anak-anak kita, tetapi mereka tidak akan berhasil,” ujar Janet Museveni, ibu negara dan sekaligus menteri pendidikan Uganda.
Militer Uganda sebenarnya telah berhasil mengalahkan ADF, tetapi sisa-sisa personilnya melarikan diri ke hutan luas di bagian timur Kongo di mana mereka tetap melancarkan pemberontakak dan menyerang sasaran sipil dan militer di Kongo dan Uganda.
ADF pada bulan April lalu menyerang sebuah desa di bagian timur Kongo yang menewaskan 20 orang. [em/jm]
Forum