Tautan-tautan Akses

Kejahatan Homofobik Meningkat di Prancis


Penggemar Nimes mengangkat spanduk bertuliskan "with us no homophobia" sebelum dimulainya pertandingan sepak bola Liga Prancis antara Nimes dan Brest di Stade des Costieres di Nimes, Prancis, 31 Agustus 2019, sebagai ilustrasi. (Foto: AP)
Penggemar Nimes mengangkat spanduk bertuliskan "with us no homophobia" sebelum dimulainya pertandingan sepak bola Liga Prancis antara Nimes dan Brest di Stade des Costieres di Nimes, Prancis, 31 Agustus 2019, sebagai ilustrasi. (Foto: AP)

Serangan dan ejekan homofobik di Prancis naik 36 persen tahun lalu, menurut data yang dirilis Kementerian Dalam Negeri Sabtu (16/5). Hal itu mendorong pemerintah untuk berusaha meredam homofobia di negara itu.

Lonjakan itu terjadi setelah 2018 digambarkan sebagai tahun yang "hitam" karena banyak terjadi kekerasan fisik terhadap warga LGBT.

Angka terbaru itu, yang memperlihatkan kenaikan pelanggaran secara terus menerus, muncul pada malam Hari Internasional Melawan Homofobia, Transfobia dan Bifobia, dan 30 tahun setelah penghapusan homoseksualitas dari daftar gangguan mental oleh Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO).

Tahun lalu, polisi "mengidentifikasi 1.870 korban pelanggaran homofobikatau transfobik, dibandingkan dengan 1.380 pada 2018", mewakili "36 persen kenaikan jumlah tindakan anti-LGBT," kata kementerian itu dalam pernyataan.

"Angka-angka ini memperlihatkan dalamnya homofobia dan transfobia dalam masyarakat," kata kementerian itu, menambahkan bahwa itu merupakan bagian dari peningkatan "aksi kebencian dan identitas ekstremisme" yang lebih luas.

Ejekan mencapai 33 persen dari pelanggaran, sementara kekerasan fisik dan seksual mencapai 28 persen dari keluhan itu. [vm/ft]

Recommended

XS
SM
MD
LG