Tautan-tautan Akses

Kegiatan Diplomasi untuk Libatkan Korea Utara Dimulai Lagi


Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Sung-Hwan (kiri) berjabat tangan dengan Asisten Menlu Amerika untuk Asia Timur dan Pasifik, Kurt Campbell, sebelum pembicaraan di Seoul, Kamis (5/1).
Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kim Sung-Hwan (kiri) berjabat tangan dengan Asisten Menlu Amerika untuk Asia Timur dan Pasifik, Kurt Campbell, sebelum pembicaraan di Seoul, Kamis (5/1).

Hanya beberapa minggu setelah Korea Utara mengumumkan kematian Kim Jong Il, kegiatan diplomasi dimulai lagi mengenai bagaimana melibatkan Korea Utara.

Para diplomat asing di Korea Utara mengakui kurangnya informasi mengenai apa yang sesungguhnya sedang terjadi di Pyongyang, di tengah peralihan kepemimpinan.

Dalam saat ketidakpastiaan ini, Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Kurt Campbell mengatakan semua unsur pemerintahan Amerika, termasuk penasehat militer dan keamanan nasional sependapat, dan terus melakukan kontak dengan sekutu-sekutu Amerika di kawasan itu.

“Kami terus memantau situasi itu, secara teratur berbagi pandangan dan perkiraan, berkonsultasi dan aktif mengkoordinasi tanggapan kita,” ujarnya.

Amerika berharap Tiongkok, yang dianggap sebagai negara yang paling bisa menggunakan pengaruhnya terhadap Korea Utara, akan menjelaskan kepada pemimpin Korea Utara apa yang disebut Campbell “pentingnya menahan diri.”

Di antara pejabat tinggi yang ditemui Campbell hari Kamis adalah Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Kim Sung-hwan.

Kim mengatakan kepada wartawan bahwa Korea Selatan siap mengadakan lagi pembicaraan empat mata dengan Korea Utara, tetapi terserah kepada Korea Utara untuk memprakarsai perundingan itu.

Namun, Kim mengatakan tidak jelas siapa yang memimpin Korea Utara setelah kematian Kim Jong Il. Ia mengamati bahwa Kim Jong Un, putera ketiga Kim Jong IL, dilimpahi sejumlah jabatan, seperti panglima militer tertinggi dan wakil ketua partai politik satu-satunya Korea Utara. Tetapi, Menteri Luar Negeri Korea Selatan itu menambahkan tidak jelas apakah Kim, yang belum genap berusia 30 tahun, sekarang juga menjadi kepala pemerintahan.

Korea Utara tidak memberi tanda-tanda awal siap untuk melibatkan diri lagi dengan Korea Selatan setelah mengumumkan kematian Kim Jong Il bulan lalu.

Komentar-komentar di surat kabar yang dikuasai pemerintah menyatakan Korea Utara tidak akan pernah lagi berhubungan dengan pemerintahan Presiden Korea Selatan Lee Myung-bak, mungkin karena, menurut media Korea Utara, ia tidak menyampaikan belasungkawa secara resmi atas kematian Kim Jong Il.

Tetapi, hari Kamis Menteri Luar Negeri Korea Selatan menepis komentar itu dan mengatakan sebaiknya diabaikan. Ia mengatakan Korea Utara nampaknya belum memutuskan sikapnya dalam menghadapi dunia luar.

XS
SM
MD
LG