Tautan-tautan Akses

Kedutaan AS di Kuba akan Lanjutkan Proses Pembuatan Visa bagi Para Imigran


Sebuah mobil klasik yang membawa bendera Kuba tampak melewati kantor Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, pada 28 Maret 2021. (Foto: Reuters/Alexandre Meneghini)
Sebuah mobil klasik yang membawa bendera Kuba tampak melewati kantor Kedutaan Besar AS di Havana, Kuba, pada 28 Maret 2021. (Foto: Reuters/Alexandre Meneghini)

Pemerintah Amerika Serikat (AS), pada Kamis (3/3), mengumumkan akan melanjutkan proses pembuatan visa secara terbatas bagi imigran di Havana, setelah lebih dari empat tahun membatasi layanan dan memindahkan sebagian besar diplomatnya karena kecurigaan bahwa mereka telah menjadi sasaran serangan misterius.

Penanggung jawab kedutaan Havana, Timothy Zúñiga-Brown, mengumumkan konsulat akan segera mulai memproses beberapa visa imigran yang telah memenuhi syarat dokumen lengkap, meskipun tidak merinci kapan proses tersebut akan dimulai.

Sebagian besar proses pengajuan visa tetap akan diproses di Guyana, wilayah daratan di Amerika Selatan. Hal tersebut menimbulkan biaya perjalanan yang besar dan sulit bagi kebanyakan warga Kuba.

Zúñiga-Brown mengatakan bahwa AS tertarik pada proses imigrasi yang "aman dan legal", terutama untuk kasus reunifikasi keluarga yang telah diperumit dengan penarikan para diplomat. Tahun lalu, Kuba mengalami lonjakan migrasi ilegal yang sebagian dipicu oleh krisis ekonomi dan diperburuk oleh pandemi COVID-19, peningkatan sanksi AS dan pengurangan bantuan dari Venezuela.

Sebagian besar diplomat ditarik pada 2017 setelah pemerintah AS menduga beberapa stafnya yang bekerja di kedutaan itu telah menjadi sasaran sejenis senjata yang menyebabkan cedera otak berkepanjangan dan terkadang serius—tuduhan yang selalu dibantah oleh pihak Kuba.

Penyakit yang kemudian akhirnya disebut sebagai "Sindrom Havana" itu juga dilaporkan diderita oleh ratusan pejabat Amerika yang bertugas di seluruh dunia.

Temuan CIA yang dirilis pada Januari lalu menyebutkan bahwa kecil kemungkinan bahwa Rusia atau musuh asing lainnya menggunakan gelombang mikro atau bentuk energi terarah lainnya untuk menyerang para pejabat Amerika dan pejabat negara lain yang melaporkan gejala serupa.

Namun, kesimpulan tersebut tidak bersifat universal. Sebuah panel pakar intelijen secara terpisah mengatakan pada bulan lalu bahwa beberapa penyebab potensial tetaplah masuk akal, termasuk penggunaan perangkat yang memancarkan sinar energi terarah. Panel itu juga menambahkan beberapa cedera tidak sesuai dengan penyebab psikologis.

Ketidakpastian terhadap penyebab penyakit itu menambah gesekan antara pejabat dan mereka yang menderita gejala tersebut. [mg/jm]

XS
SM
MD
LG