Tautan-tautan Akses

Kedubes AS Peringatkan akan Ada Serangan di Moskow oleh ‘Ekstremis’


Bendera Rusia dan AS berkibar di dekat pabrik Ford Sollers di Vsevolozhsk, wilayah Leningrad, Rusia 27 Maret 2019. (REUTERS/Anton Vaganov)
Bendera Rusia dan AS berkibar di dekat pabrik Ford Sollers di Vsevolozhsk, wilayah Leningrad, Rusia 27 Maret 2019. (REUTERS/Anton Vaganov)

Kedutaan Besar AS di Rusia memperingatkan bahwa “ekstremis” mempunyai rencana untuk dalam waktu dekat melancarkan serangan di Moskow. Peringatan itu muncul beberapa jam setelah dinas keamanan Rusia mengatakan mereka telah menggagalkan rencana penembakan di sebuah sinagoge yang dilakukan anggota ISIS cabang Afghanistan.

Kedutaan, yang telah berulang kali mendesak warga negara AS untuk segera meninggalkan Rusia, tidak memberi rincian lebih lanjut mengenai latar belakang ancaman itu, tetapi mengatakan orang-orang harus menghindari konser dan keramaian serta waspada terhadap sekeliling mereka.

“Kedutaan memantau laporan bahwa ekstremis memiliki rencana dalam waktu dekat untuk menargetkan pertemuan besar di Moskow, yang mencakup konser, dan warga negara AS harus menghindari pertemuan besar selama 48 jam mendatang,” kata kedutaan di situs webnya.

Kedutaan itu mengeluarkan peringatannya beberapa jam setelah Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), penerus utama KGB di era-Soviet, mengatakan telah menggagalkan serangan terhadap sebuah sinagoge di Moskow oleh sel kelompok militan Muslim Sunni ISIS.

Tidak jelas apakah kedua pernyataan itu berkaitan.

Perang di Ukraina telah memicu krisis terdalam dalam hubungan Rusia dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962. Kremlin menuduh AS berperang melawan Rusia dengan mendukung Ukraina dengan uang, senjata dan intelijen.

FSB mengatakan sebuah sel ISIS yang beroperasi di daerah Kaluga, Rusia, sebagai bagian dari sayap bersenjata kelompok itu di Afghanistan, yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan. Kelompok ini ingin mendirikan kekalifahan di Afghanistan, Pakistan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan dan Iran.

Kelompok ini pertama kali muncul di Afghanistan Timur pada akhir 2014 dan dikenal sangat kejam.

Sel itu “sedang menyiapkan serangan terhadap jemaah sinagoge dengan menggunakan senjata api,” kata FSB.

Para militan itu memberikan perlawanan pada pasukan khusus Rusia yang menanganinya dan berhasil “dinetralisir” dengan membalas tembakan mereka, kata FSB.

“Senjata api, amunisi, serta komponen-komponen pembuat bom rakitan ditemukan dan disita,” kata FSB. [uh/lt]

Forum

XS
SM
MD
LG