Tautan-tautan Akses

Kebijakan Soal Suriah Tak Mungkin Tuntas Sebelum Obama Turun


Pesawat angkatan udara AS di Turki, mengirimkan pasokan untuk pemberontak yang memerangi ISIS di Suriah Utara.
Pesawat angkatan udara AS di Turki, mengirimkan pasokan untuk pemberontak yang memerangi ISIS di Suriah Utara.

Gedung Putih tampaknya tidak percaya bahwa meningkatkan keterlibatan militer akan membantu menyelesaikan masalah-masaalah itu.

Keretakan internal karena kebijakan AS mengenai Suriah bisa mewariskan kesulitan bagi presiden berikutnya, kata para pengamat, karena pemerintahan Obama tampaknya tidak mungkin akan mengubah kebijaksanaan saat ini secara dramatis.

Dalam sebuah memo, 51 diplomat Departemen Luar Negeri AS menunjukkan ketidakpuasan mereka dengan status quo, mengatakan mereka mendukung peningkatan keterlibatan militer termasuk serangan-serangan udara terhadap rezim Suriah.

Kebanyakan dari pejabat tingkat menengah ini tampaknya masih akan bekerja untuk presiden berikutnya, kata analis Dewan Atlantik Timur Tengah Faysal Itani.

"Presiden berikutnya akan mewarisi perdebatan internal dalam Departemen Luar Negeri yang telah mengalihkan fokus perdebatan pada kebijakan AS dalam periode pemilu," katanya.

Tetapi yang lain mengatakan, jika presiden berikutnya mendengarkan opini publik, keterlibatan AS untuk mendorong transisi politik yang lebih cepat di Suriah, mungkin tidak akan menjadi prioritas utama.

Dia menambahkan, baik calon Partai Republik, Donald Trump maupun calon Partai Demokrat, Hillary Clinton belum secara jelas menggambarkan tindakan apa yang akan diambil dalam masalah Suriah, namun keduanya menyatakan ketidakpuasan dengan jalannya perang dan langkah-langkah melawan ISIS.

Pemerintahan Obama mengakui belum mencapai tujuannya di Suriah, di mana pertempuran terus terjadi antara pemerintah dan pemberontak, dan lebih dari 10 juta orang telah mengungsi dalam lima tahun perang saudara di negara itu.

Selain itu, gencatan senjata Februari lalu dengan dukungan multi-nasional telah mulai goyah, dan pembicaraan tentang transisi politik telah macet.

Tetapi Gedung Putih tampaknya tidak percaya bahwa meningkatkan keterlibatan militer akan membantu menyelesaikan masalah-masaalah itu. [ps/ii]

XS
SM
MD
LG