Tautan-tautan Akses

Kawanan Bersenjata Berseragam Pemerintah Lakukan Pembantaian di Kota Wau


Situs perlindungan sipil milik PBB tampak di Wau, Bahr el Ghazal Barat, Sudan Selatan, dimana kurang lebih tinggal 29.000 pengungsi, 8 Desember 2016 (J. Craig/VOA).
Situs perlindungan sipil milik PBB tampak di Wau, Bahr el Ghazal Barat, Sudan Selatan, dimana kurang lebih tinggal 29.000 pengungsi, 8 Desember 2016 (J. Craig/VOA).

Kawanan bersenjata berseragam militer melakukan pembantaian di kota Wau di Sudan Selatan hari Senin, yang menewaskan puluhan orang dan mencederai sejumlah orang lainnya.

Para saksi mata mengatakan kawanan bersenjata berseragam militer melakukan pembantaian di kota Wau di Sudan Selatan hari Senin. Mereka mengatakan puluhan orang dibunuh dan sejumlah lainnya cedera ketika kawanan bersenjata yang tampak seperti pasukan pemerintah menyerbu rumah-rumah dan membunuh warga sipil serta menjarah harta benda.

Odongi Simon, penduduk lingkungan Nazareth di Wau mengatakan “Diawali dengan suara tembakan di sekitar daerah Nazareth, Hai Bafra dan daerah-daerah yang dihuni oleh suku Luo dan Fertit di Wau. Kami menyaksikan banyak orang diseret keluar dari kamar-kamar mereka. Ketika mereka diketahui suku Fertit dan Luo mereka dibunuh.

Simon mengatakan gabungan orang-orang berpakaian militer dan sipil melakukan pencarian dari rumah ke rumah Senin pagi membunuh puluhan warga sipil yang tidak bersenjata kemudian membakar rumah-rumah mereka dan menjarah harta benda. Ia mengatakan kekerasan itu melumpuhkan pasar-pasar, sekolah dan kantor pemerintah.

“Situasi umumnya sangat tegang. Tidak ada yang keluar dari kamar mereka. Orang yang tahu menjadi sasaran tidak bisa keluar ke jalan-jalan karena mereka akan ditangkap atau dibunuh di tempat” kata Simon.

Pendeta Moses Peter, seorang pendeta Katolik di Wau mengatakan ribuan warga sipil sebagian besar perempuan dan anak-anak mencari perlindungan di kompleks gereja. Pendeta Peter mengatakan jumlah yang mencari perlindungan tampaknya akan meningkat kecuali bantuan tiba.

"Kita tidak punya apapun yang bisa kita berikan kepada mereka. Mereka perlu diberi makanan, anak-anak yang baru keluar dari rumah. Dan yang kedua mungkin tempat penampungan karena sekarang banyak jumlahnya dan sebagian besar tidak punya tempat bernaung” kata pendeta Peter,.

Tim petugas Palang Merah mengatakan mereka terbang ke Wau hari Senin untuk membantu yang cedera dalam serangan itu. Kedatangan tim itu merupakan bagian dari rencana proyek ICRC untuk mendukung RS Pendidikan Wau dalam melakukan pembedahan. ICRC mengatakan mendapat banyak permintaan untuk membantu staf medis di Wau. [my/al]

XS
SM
MD
LG