Tautan-tautan Akses

Kapal Angkut Ternak Tenggelam Dekat Jepang, 42 Awak Dikhawatirkan Tewas


Kapal pengangkut hewan ternak, Gulf Livestock 1 di Fremantle Harbour, Australia Barat, 13 November 2019. (Brian W Scott via MarineTraffic.com/Handout via REUTERS)
Kapal pengangkut hewan ternak, Gulf Livestock 1 di Fremantle Harbour, Australia Barat, 13 November 2019. (Brian W Scott via MarineTraffic.com/Handout via REUTERS)

Tim SAR Jepang, Kamis (3/9), sibuk mencari sebuah kapal yang mengangkut ribuan hewan ternak yang tenggelam, Rabu, di lepas pantai Amami Oshima, sebuah pulau Jepang di Laut China Timur. Pihak berwenang mengatakan, nasib lebih dari 40 awak kapal itu belum diketahui.

Seorang awak kapal berkewarganegaraan Filipina berhasil ditemukan Rabu larut malam olah pesawat pengawas Angkatan Laut Jepang P-3C. Menurut keterangan awak tersebut yang diperoleh pasukan Garda Pantai Jepang, ia berhasil menyelamatkan diri dengan menggunakan jaket pelampung setelah melompat ke laut dari kapalnya yang dihantam keras gelombang.

Juru bicara Garda Pantai Yuichiro Higashi mengatakan, awak kapal yang kini dirawat di rumah sakit itu mengungkapkan, kapalnya mengalami gangguan mesin sewaktu menghadapi cuaca buruk akibat badai Maysak. Sebuah gelombang besar kemudian menghantam kapal itu, dan membuatnya terbalik. Awak asal Filipina itu berhasil terjun ke laut sebelum kapal itu terbalik. Namun, sejak itu, ia tidak melihat rekan-rekan sekapalnya.

Seorang anggota awak Filipina yang diyakini dari kapal pengangkut ternak "Gulf Livestock 1", diselamatkan oleh Penjaga Pantai Jepang,3 September 2020.
Seorang anggota awak Filipina yang diyakini dari kapal pengangkut ternak "Gulf Livestock 1", diselamatkan oleh Penjaga Pantai Jepang,3 September 2020.


Kapal yang diberi nama Gulf Livestock 1 dan berbobot hampir 12 ribu ton ini mengangkut sekitar 5.800 ekor sapi. Kapal itu mengirim sinyal darurat Rabu pagi terkait gangguan mesin dan cuaca yang buruk. Ada 43 awak di kapal itu, di mana 39 di antaranya berasal dari Filipina, dua dari Selandia Baru dan dua dari Australia.

Kapal itu sendiri berangkat dari Napier, Selandia Baru, pertengahan Agustus lalu dan sedang dalam perjalanan ke Tangshan di kawasan pantai timur China. Operator kapal itu, Gulf Navigation Holdings PJSC, yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab, menolak mengomentari kecelakaan itu. Perusahaan yang diperdagangkan di Pasar Finansial Dubai ini memiliki dan mengoperasikan kapal-kapal kargo yang mengangkut bahan kimia, ternak dan lain-lain. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG