Tautan-tautan Akses

Kampanye Global untuk Hapuskan Campak Stagnan


Seorang anak perempuan Suriah menangis setelah divaksinasi campak di kantor PBB di Zahleh, Lebanon.
Seorang anak perempuan Suriah menangis setelah divaksinasi campak di kantor PBB di Zahleh, Lebanon.

Upaya imunisasi campak terhambat karena kurangnya dana, lemahnya sistem kesehatan dan kurangnya kesadaran akan pentingnya vaksinasi bagi anak-anak untuk melawan penyakit yang mematikan ini.

Badan Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan kampanye global membasmi campak tidak mengalami kemajuan.

WHO melaporkan sekitar 145,700 anak-anak tewas karena campak pada 2013, atau naik 23,700 dari jumlah tahun sebelumnya.

Lembaga tersebut mengatakan turunnya cakupan vaksinasi campak rutin, menyebabkan wabah besar penyakit yang sangat menular ini pada tahun-tahun belakangan ini. Hal ini juga menghentikan upaya dunia untuk menghapus campak sebelum 2015.

Badan PBB ini mengatakan upaya imunisasi campak terhambat karena kurangnya dana, lemahnya sistem kesehatan dan kurangnya kesadaran akan pentingnya vaksinasi bagi anak-anak untuk melawan penyakit yang mematikan ini. WHO juga mengatakan bahwa biaya vaksin untuk satu anak hanya US$1.

WHO memperkirakan 15.6 juta kematian telah dicegah berkat imunisasi yang dilakukan antara 2000 hingga 2013.

Doktor Robert Perry dari Departemen Imunisasi, Vaksin dan Biologi WHO, mengatakan kemampuan menurunkan tingkat kematian yang besar ini mulai terkikis karena kurangnya vaksinasi.

"Jadi sekarang kita ada di persimpangan jalan. Kita memerlukan dana yang cukup. Kita perlu mencari cara bagaimana meningkatkan vaksinasi dosis pertama, meningkatkan vaksinasi dosis kedua secara rutin, serta menjalankan kampanye yang bermutu tinggi, jika tidak maka penyebaran penyakit ini akan lebih banyak lagi sebagaimana kita saksikan beberapa tahun belakangan ini," ujarnya.

WHO melaporkan wabah 2013 terjadi di China, Republik Demokratik Kongo dan Nigeria. Badan itu juga melaporkan lebih dari 70 persen kematian di dunia karena campak terjadi tahun lalu hanya di enam negara - India, Nigeria, Pakistan, Ethiopia, Indonesia, dan Republik Demokratik Kongo.

Dr. Perry mengatakan negara konflik Irak dan Suriah dan negara-negara tetangganya juga mengalami masalah wabah campak.

"Negara-negara, terutama Suriah dan Jordan,sebenarnya berhasil mengadakan vaksinasi yang sangat baik, dan pada dasarnya sudah membasmi campak dan mencegah penyebarannya. Tapi, karena konflik di Suriah, maka terjadi perpindahan populasi yang besar, sehingga terdapat populasi yang biasanya mendapatkan vaksinasi sekarang tidak lagi, dan mereka berpindah ke negara-negara lain," ujarnya.

"Jadi, negara-negara ini memiliki populasi anak yang besar yang tidak terjangkau. Konflik di Irak dan Suriah menyulitkan kemampuan tim vaksinasi untuk menjangkau anak-anak ini. Jadi banyak penderita campak di negara-negara tersebut."

Dr. Perry mengatakan konflik di Afrika juga mengakibatkan kematian karena campak.

XS
SM
MD
LG