Tautan-tautan Akses

Kalangan Muda Desak Penyelesaian Ambon Dilakukan Secara Adat


Bentrokan antar massa yang terjadi di kota Ambon, Maluku (11/9) mengakibatkan 7 orang meninggal dunia.
Bentrokan antar massa yang terjadi di kota Ambon, Maluku (11/9) mengakibatkan 7 orang meninggal dunia.

Kalangan pemuda Maluku di Jakarta mendesak pimpinan daerah terutama Gubernur Provinsi Maluku dan tokoh masyarakat di provinsi itu, agar segera menggelar pertemuan damai dan menuntaskan kasus perselisihan antarwarga di Ambon secara adat.

Ketua Angkatan Pemuda Maluku, Rido Tutuiha mengatakan Rabu (14/9) di Jakarta, pihaknya mendesak para pemimpin di provinsi Maluku, terutama Gubernur, tokoh adat dan pemuka agama, agar segera menggelar pertemuan dan dialog damai untuk menuntaskan kasus konflik antara warga sipil di kota Ambon secara adat.

Rido mengatakan, “Mengundang seluruh Bapa Raja, Latupati, tokoh agama dan tokoh masyarakat. Terhadap pihak-pihak yang bertikai, khusus anak Maluku supaya mengadakan perdamaian dengan asas sumpah secara adat bukan perjanjian.”

Rido menambahkan, kalangan pemuda Maluku di Jakarta menyatakan keprihatinannya atas pecahnya bentrok antar warga yang mengakibatkan jatuh korban jiwa hari Minggu (11/9) lalu. Menurut Rido, mereka menolak cara-cara kekerasan terjadi di Ambon, provinsi Maluku khususnya.

“Pertikaian, permusuhan bukan budaya orang Maluku sesuai asas Pela dan Gandong,” tambah Rido lagi.

Para peneliti sejarah mengatakan, Asas Pela-Gandong merupakan bentuk rekonsiliasi, kokohnya persaudaraan dan persatuan rakyat Maluku, yang dianut turun temurun dari para leluhur mereka ratusan tahun silam.

Sebelumnya, kalangan pakar mengatakan, semua pihak agar menghormati upaya dan cara-cara para pemimpin dan pemuka adat di Ambon menyelesaikan perselisihan antara warga setempat.

Sosiolog Universitas Indonesia (UI) Tamrin Amal Tamagola mengatakan, “Pihak luar jangan dulu campur tangan. Biarkan serahkan kepada masyarakat Ambon (Maluku) dengan segala macam tatanan adat dan struktur pemerintah di sana, (biar) mereka (yang) selesaikan."

Kalangan pakar juga mengatakan, upaya dialog damai yang diprakarsai oleh para pemimpin adat, pemerintah daerah dan rakyat, lebih dapat mewujudkan dan memelihara perdamaian di Ambon, Maluku.

Kepada pers pihak Mabes Polri Rabu (14/9) menyatakan, mereka telah berhasil mengidentifikasi beberapa pelaku yang diduga sebagai otak penyebar pesan singkat (SMS) yang berisi provokasi yang mencemaskan, baik warga di Ambon maupun di luar Ambon. Pihak Polri mengatakan, mereka belum bisa mempublikasikan lebih jauh terkait identitas pelaku ke publik untuk kepentingan penyelidikan dan penyidikan.

Menkopolhukam Djoko Suyanto memastikan, kondisi Ambon mulai pulih, aman dan kondusif, namun aparat keamanan terutama Polri dan TNI tetap bersiaga.

Djoko Suyanto menjelaskan, “Masyarakat sudah mulai beraktifitas. Perlu dipahami ya, itu kejadian tidak lalu seluruh Ambon seperti itu, di beberapa titik saja memang, tapikan tidak boleh lengah. Ini harus benar-benar sama-sama kita jaga.”

Sampai sekarang jaringan media lokal di Ambon melaporkan, sedikitnya 1.000 petugas keamanan masih berjaga-jaga melakukan pengamanan disejumlah kawasan di kota Ambon.

Bentrok massa di kota Ambon yang terjadi hari Minggu (11/9), mengakibatkan 7 warga sipil meninggal dunia, dan lebih 50 warga lainnya terluka.

XS
SM
MD
LG