Tautan-tautan Akses

Kajian: 1 dari 44 Anak di AS Memiliki Autisme


Audrey Onaissi menerima suntikan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di San Jose, California, pada Rabu, 3 November 2021. Data terbaru yang dirilis pada Kamis (2/12) menunjukkan lebih banyak anak di AS yang didiagnosa memiliki kondisi perkembangan, dan pada usia yang muda. (Foto: AP)
Audrey Onaissi menerima suntikan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di San Jose, California, pada Rabu, 3 November 2021. Data terbaru yang dirilis pada Kamis (2/12) menunjukkan lebih banyak anak di AS yang didiagnosa memiliki kondisi perkembangan, dan pada usia yang muda. (Foto: AP)

Data terbaru yang dirilis pada Kamis (2/12) menunjukkan lebih banyak anak di Amerika yang didiagnosa memiliki kondisi perkembangan, dan pada usia yang lebih muda.

Ketika menganalisa data tahun 2018 dari 12 negara bagian di Amerika, para peneliti di Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit CDC bahwa 1 dari 44 anak telah didiagnosis memiliki autisme.

Angka itu lebih tinggi dibanding data tahun 2016 di mana 1 dari 54 anak yang diidentifikasi memiliki autisme.

Jumlah penderita autisme di Amerika telah meningkat selama beberapa tahun ini, tetapi para pakar percaya hal itu mencerminkan lebih banyak kesadaran dan ketersediaan layanan untuk mengobati kondisi itu dibanding peningkatan jumlah anak yang terkena dampak.

Dalam sebuah laporan terpisah CDC yang juga dirilis pada Kamis (2/12), diketahui bahwa berdasarkan data pada 2018 itu 50 persen anak-anak didiagnosa memiliki autisme pada usia empat tahun. Ini menunjukkan usia yang lebih muda dibanding data tahun 2014.

“Ada beberapa kemajuan yang dibuat. Semakin dini anak-anak ini diidentifikasi, semakin dini mereka dapat mengakses layanan yang mungkin diperlukan untuk mendorong perkembangan mereka,” ujar Kelly Shaw, peneliti dan mitra penulis laporan di CDC.

Direktur Pusat Autisme dan Pengembangan Otak di Universitas Duke, Geraldine Dawson mengatakan perkiraan baru ini mirip dengan yang ditemukan dalam penelitian berdasarkan kajian atas populasi anak-anak yang besar dibanding mereka yang sudah didiagnosis. Oleh karena itu menurutnya mungkin data itu lebih mencerminkan keadaan autisme yang sebenarnya pada anak-anak di Amerika dibanding kajian sebelumnya.

Laporan CDC itu didasarkan pada data dari kabupaten dan komunitas lain di 11 negara bagian, sebagian besar di lingkungan perkotaan di mana tingkat autisme cenderung lebih tinggi. Penulis kajian itu mengatakan hal ini merupakan perkiraan dan tidak serta merta menggambarkan seluruh situasi di Amerika.

Tingkat autisme di Amerika sangat bervariasi.

Di California, yang memiliki layanan kesehatan berlimpah, diketahui bahwa 1 dari 26 anak memiliki autisme.

Sementara di Missouri, 1 dari 60 anak diidentifikasi memiliki autisme.

Secara keseluruhan prevalansi autisme serupa di seluruh ras dan etnis, tetapi lebih tinggi di antara anak-anak kulit hitam di dua negara bagian, yaitu di Maryland dan Minnesota.

Sementara secara keseluruhan, data di Amerika menunjukkan prevalansi autisme di antara anak-anak berkulit putih lebih tinggi.

Di sisi lain, tingkat autisme di antara anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah di negara bagian Utah lebih tinggi dibanding yang berasal dari keluarga kaya; membalikkan tren yang sudah ada sejak lama, tambah Amanda Bakian, salah seorang penulis laporan dan sekaligus peneliti di Universitas Utah. Ia mengawasi tingkat autisme di negara bagian itu.

Bakin mengatakan hal itu mungkin mencerminkan lebih banyak layanan autisme yang diberikan oleh oleh Medicaid dan asuransi kesehatan swasta. [em/lt]

XS
SM
MD
LG