Tautan-tautan Akses

Jutaan Anak Bekerja dalam Rumah Tangga Seperti Budak


Anak-anak India yang dijadikan buruh menunggu diproses di tempat penampungan setelah diselamatkan oleh Bachpan Bachao Andolan, atau Gerakan Penyelamatan Masa Kanak-Kanak dari sebuah pabrik di New Delhi (11/6).
Anak-anak India yang dijadikan buruh menunggu diproses di tempat penampungan setelah diselamatkan oleh Bachpan Bachao Andolan, atau Gerakan Penyelamatan Masa Kanak-Kanak dari sebuah pabrik di New Delhi (11/6).

Organisasi Buruh Internasional memperkirakan 10,5 juta anak-anak bekerja sebagai pembantu rumah tangga dalam kondisi berbahaya dan seperti perbudakan.

Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan 10,5 juta anak-anak di seluruh dunia bekerja sebagai pembantu rumah tangga dalam kondisi-kondisi yang berbahaya, dan terkadang seperti perbudakan.

Dalam memperingati Hari Menentang Pekerja Anak Sedunia pada 12 Juni, ILO mendesak adanya tindakan untuk menghilangkan buruh anak dalam rumah tangga.

ILO melaporkan bahwa semua wilayah dunia mempekerjakan anak-anak sebagai pekerja domestik, seringkali dalam kondisi brutal. Laporan itu menemukan bahwa 6,5 juta dari 10,5 juta pekerja domestik anak itu berusia antara lima sampai 14 tahun. Lebih dari 70 persennya adalah anak-anak.

Direktur Program Internasional untuk Penghapusan Pekerja Anak Constance Thomas mengatakan anak-anak melakukan beragam pekerjaan rumah tangga seperti membersihkan rumah, menyetrika, memasak, berkebun, mengasuh anak lain, dan merawat orang tua.

"Kita tahu bahwa mereka rentan terhadap kekerasan dan penyiksaan fisik, psikologis dan seksual. Mereka terisolasi dari keluarga-keluarga mereka. Mereka tersembunyi dari mata publik karena sifat pekerjaan mereka. Dan mereka bisa sangat tergantung kepada keluarga tersebut atau orang-orang dalam rumah tangga tempat mereka bekerja. Ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa beberapa diantaranya kemudian mengalamai eksploitasi seksual secara komersial," ujar Thomas.

Thomas menggambarkan situasi dari banyak pekerja domestik sebagai pelanggaran hak-hak anak yang serius. Ia mengatakan bahwa kondisi-kondisi pekerjaan mereka sangat mengerikan, dengan jam kerja yang panjang dan tidak ada waktu beristirahat atau bersantai.

Ia menambahkan bahwa banyak dari mereka yang terpapar bahan kimia beracun, membawa beban berat, dan menggunakan alat-alat berbahaya seperti kapak dan pisau. Selain itu, anak-anak seringkali kurang mendapat makanan, menerima perlakuan yang merendahkan dan memalukan serta menderita kekerasan verbal dan seksual.

ILO melaporkan bahwa secara keseluruhan ada 215 juta anak-anak di bawah 18 tahun yang bekerja, banyak diantaranya penuh waktu.

Di Afrika Sub-Sahara, satu dari empat anak usia lima sampai 17 tahun bekerja, dibandingkan dengan satu dari delapan di wilayah Asia Pasifik dan satu dari 10 di Amerika Latin.

ILO mengatakan bahwa pekerja domestik anak tidak dianggap bagian dari pekerja anak di banyak negara karena samarnya hubungan dengan keluarga yang mempekerjakan. Namun ILO menekankan bahwa anak tidak diperlakukan sebagai anggota keluarga, dan tertutupnya pekerjaan domestik menimbulkan kesulitan dalam melindungi anak.

ILO mendesak pengumpulan data yang lebih baik dan menekan pemerintah untuk meratifikasi dan mengimplementasikan dua Konvensi ILO yang berkaitan dengan usia minimum bekerja dan bentuk-bentuk paling buruk dari pekerja anak.
XS
SM
MD
LG