Tautan-tautan Akses

Jurnalis Jepang yang Ditahan di Myanmar Hadapi Dakwaan


(FILES) Seorang aktivis memegang plakat bergambar Toru Kubota, warga negara Jepang yang ditahan di Myanmar, dalam aksi unjuk rasa di depan Kementerian Luar Negeri di Tokyo, 31 Juli 2022 . (Philip FONG / AFP)
(FILES) Seorang aktivis memegang plakat bergambar Toru Kubota, warga negara Jepang yang ditahan di Myanmar, dalam aksi unjuk rasa di depan Kementerian Luar Negeri di Tokyo, 31 Juli 2022 . (Philip FONG / AFP)

Seorang pembuat film dokumenter Jepang yang ditahan di Myanmar telah menghadapi dakwaan melanggar UU imigrasi dan mendorong pembangkangan terhadap militer yang berkuasa, kata media lokal dan tim informasi junta hari Kamis (4/8).

Toru Kubota (26), memasuki Myanmar dengan visa turis pada 1 Juli dan ditangkap sewaktu meliput protes di Yangon 30 hari kemudian, menurut pernyataan resmi yang dilihat oleh Reuters.

Myanmar berada dalam gejolak sejak para jenderal merebut kekuasaan melalui kudeta pada Februari tahun lalu, mendorong protes nasional yang ditumpas militer dengan kekuatan memastikan.

Sejak itu militer berperang menghadapi berbagai kubu, termasuk melawan kelompok-kelompok resistensi yang baru dibentuk yang bersekutu dengan pemerintah bayangan.

Dakwaan terkait imigrasi dan pembangkangan yang dihadapi Kubota itu disertai ancaman hukuman penjara maksimal masing-masing lima tahun dan dua tahun.

Pemerintah Jepang dan kedutaan besarnya di Yangon tidak segera menanggapi permintaan komentar. Seorang juru bicara pemerintah Jepang pada hari Minggu mengatakan Tokyo menyerukan pembebasan lelaki yang ditahan itu.

Situs web pribadi Kubota menyebutkan ia pernah bekerja dengan beberapa perusahaan media seperti Yahoo! News Japan, VICE JAPAN dan Al Jazeera English.

Teman-temannya dan sesama jurnalis di Tokyo hari Rabu (3/8) meminta agar ia dibebaskan, sementara 47 ribu orang telah menandatangani petisi online yang menyerukan pembebasannya.

Seorang wartawan lepas Jepang dibebaskan di Myanmar tahun lalu setelah awalnya ditangkap dan didakwa menyebarkan berita palsu dengan meliput protes-protes antikudeta. Junta mengatakan pembebasannya merupakan pengakuan atas hubungan erat kedua negara.

Pada tahun 2007, tentara menembak mati seorang wartawan Jepang di Myanmar dalam suatu demonstrasi prodemokrasi. Lebih dari 11.800 orang sekarang ini berada dalam tahanan di Myanmar terkait dengan tentangan mereka terhadap junta, kata Asosiasi Bantuan bagi Tahanan Politik, kelompok aktivis yang telah mendokumentasikan penindakan keras oleh junta. [uh/ab]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG