Tautan-tautan Akses

Jurnalis Al-Jazeera Tewas oleh Pasukan Israel dalam Serangan di Tepi Barat


Para jurnalis dan petugas medis tampak membawa jenazah Shiren Abu Akleh, jurnalis Al-Jazeera yang tewas tertambak oleh pasukan Israel, ke dalam kamar mayat di salah satu rumah sakit di Jenin, Tepi Barat, pada 11 Maret 2022. (Foto: AP/Majdi Mohammed)
Para jurnalis dan petugas medis tampak membawa jenazah Shiren Abu Akleh, jurnalis Al-Jazeera yang tewas tertambak oleh pasukan Israel, ke dalam kamar mayat di salah satu rumah sakit di Jenin, Tepi Barat, pada 11 Maret 2022. (Foto: AP/Majdi Mohammed)

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa seorang jurnalis Al-Jazeera telah tewas tertembak ketika meliput serangan Israel di Kota Jenin, di wilayah Tepi Barat yang diduduki, pada Rabu (11/5).

Pihak kementerian mengatakan Shiren Abu Akleh, jurnalis perempuan ternama yang bekerja untuk saluran televisi Al-Jazeera, tewas seketika setelah ditembak. Seorang jurnalis Palestina lainnya yang bekerja untuk harian Al-Quds yang berbasis di Yerusalem juga terluka ketika meliput serangan tersebut. Jurnalis Al-Quds itu kini dalam kondisi yang stabil setelah mendapatkan perawatan.

Kementerian mengatakan kedua jurnalis tersebut terkena tembakan pasukan Israel. Dalam rekaman video insiden, terlihat jelas bahwa Abu Akleh mengenakan jaket berwarna biru yang bertuliskan kata "PERS."

Pihak militer Israel mengatakan pasukannya diserang dengan sejumlah tembakan dan ledakan ketika melancarkan operasi di Jenin. Mereka mengatakan "tengah menginvestigasi insiden (yang telah menewaskan Abu Akleh) dan mencari kemungkinan bahwa sang jurnalis tewas tertembak oleh peluru yang berasal dari pasukan Palestina."

Israel telah melancarkan serangan hampir setiap hari di wilayah Tepi Barat dalam beberapa minggu terakhir. Serangan tersebut dilakukan di tengah sejumlah teror mematikan yang terjadi di Israel di mana banyak dari pelaku teror tersebut adalah warga Palestina yang berasal dari sekitar Jenin. Kota itu, terutama kamp pengungsi di dalamnya, telah dikenal sebagai pusat pertahanan kelompok militan.

Israel sebelumnya telah dikenal kritis terhadap liputan-liputan yang dilakukan oleh Al-Jazeera. Namun, pihak berwenang tetap membolehkan jurnalis Al-Jazeera untuk tetap meliput. Jurnalis Al-Jazeera lainnya, Givara Budeiri, sempat ditahan ketika meliput sebuah protes di Yerusalem pada tahun lalu. Budeiri mengalami patah tangan yang menurut Al-Jazeera diebabkan oleh perlakuan polisi Israel. [rs]

XS
SM
MD
LG