Tautan-tautan Akses

Jokowi akan Bahas APBN dengan SBY


Presiden terpilih Joko Widodo dalam sebuah acara kampanye. (AP/Dita Alangkara)
Presiden terpilih Joko Widodo dalam sebuah acara kampanye. (AP/Dita Alangkara)

Berbagai persoalan akan dibicarakan, namun masalah APBN 2015 akan menjadi prioritas terutama, masalah bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan penggantinya, Joko "Jokowi" Widodo akan melakukan pertemuan pada 27 atau 28 Agustus 2014 di Bali.

Staf khusus kepresidenan bidang ekonomi, Firmanzah pada Selasa (26/8) mengatakan, persoalan energi akan menjadi fokus utama, namun sektor lain juga akan menjadi pembicaraan dalam pertemuan Presiden Yudhoyono dan Jokowi di Bali.

“Banyak agenda-agenda ekonomi dan pembangunan yang membutuhkan keberlanjutan, misalnya saja pembangunan infrastruktur, jalan tol, pelabuhan, bandara, ketenagalistrikan akan disampaikan kepada Pak Jokowi oleh Presiden SBY," ujarnya.

Pada Senin, Jokowi mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 akan menjadi prioritas dalam pembicaraan dengan Presiden Yudhoyono, terutama masalah bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi.

“Masa transisi ini akan kita pakai untuk persiapan menuju ke pemerintahan yang baru sehingga saya nanti akan bertanya banyak kepada beliau baik yang berkaitan dengan persoalan-persoalan di kementerian, juga persoalan-persoalan yang belum selesai, program-program yang mungkin bisa kita lanjutkan, besarnya ada di APBN 2015," ujarnya.

Dalam berbagai kesempatan, presiden terpilih Jokowi menegaskan akan mengatasi persoalan subsidi energi dengan baik agar tepat sasaran. Meski belum dapat dipastikan waktu yang tepat bagi pemerintahan mendatang, berbagai kalangan menilai jika pemerintahan Presiden Yudhoyono tidak bersedia menaikan harga BBM bersubsidi hingga masa jabatan berakhir, pemerintahan mendatang harus cepat melakukannya untuk menyelamatkan anggaran negara tahun depan.

Pembatasan penggunaan BBM bersubsidi yang dilakukan pemerintah sejak awal Agustus lalu dinilai para ahli tidak efektif. Berbagai kalangan menilai, dengan menaikkan harga BBM bersubsidi, kuota dapat ditambah sehingga masyarakat tidak perlu antre berjam-jam untuk membeli BBM bersubsidi seperti akhir-akhir ini kembali terjadi di beberapa wilayah.

Namun menurut Menteri Energi Sumber Daya Mineral atau ESDM, Jero Wacik di Jakarta, Selasa (26/8), pemerintah tidak akan menambah kuota BBM bersubsidi dan akan tetap mematok kuota sebesar 46 juta kilo liter hingga akhir 2014 sehingga anggaran subsidi tidak terus meningkat.

“Mestinya sih kuota jangan ditambah lagi, kan kita sudah sepakat semua subsidi BBM ini sudah terlalu tinggi, harus dikurangi, habis uang kita untuk itu," ujarnya.

Recommended

XS
SM
MD
LG