Tautan-tautan Akses

Jihadis Dilaporkan Berencana Membom Keluarga Kerajaan Inggris


Anggota Keluarga Kerajaan Inggris termasuk Pangeran William, The Duke of Cambridge, Kate Middleton Catherine, The Duchess of Cambridge, Pangeran Harry, Pangeran Charles, Prince of Wales, The Duke of Edinburgh dan Putri Anne menghadiri misa Natal di gereja di Sandringham.
Anggota Keluarga Kerajaan Inggris termasuk Pangeran William, The Duke of Cambridge, Kate Middleton Catherine, The Duchess of Cambridge, Pangeran Harry, Pangeran Charles, Prince of Wales, The Duke of Edinburgh dan Putri Anne menghadiri misa Natal di gereja di Sandringham.
Pejabat keamanan Inggris sedang memeriksa rencana peringatan Perang Dunia II besar-besaran akhir pekan ini di tengah-tengah ketakutan yang semakin meningkat bahwa ekstremis Islamis yang dikaitkan dengan Suriah mungkin sedang merencanakan pemboman serupa Boston Marathon pada parade di pusat kota London yang akan dihadiri oleh keluarga kerajaan.

Rencana pemboman tersebut juga meningkatkan kewaspadaan antara badan intelijen Barat bahwa ISIS mungkin mengubah taktik mereka terkait perekrutan di luar negeri dengan mendorong mereka untuk tinggal di negara mereka masing-masing dan melakukan serangan teror ‘lone wolf’ dan bukannya datang ke Suriah untuk berperang dengan jihadis.

Kekhawatiran ini muncul setelah hasil investigasi selama empat bulan oleh wartawan investigasi dan penyiar Sky News, Inggris, yang mendapatkan kepercayaan dari anggota ISIS dari Inggris di Suriah setelah tampil di dunia online sebagai jihadis yang berkomitmen tinggi dan diberi tahu tentang rencana pemboman tersebut akhir pekan ini. Rencana tersebut kemungkinan melibatkan tiga perempuan, semua direkrut online oleh ekstremis Inggris yang saat ini berada di kota Raqqa, Suriah, ibukota de facto kelompok ISIS.

Petugas keamanan Inggris yang mengeluarkan rincian informasi sebelum laporan ini dipublikasikan, mengajak orang-orang untuk tetap menghadiri acara peringatan 70 tahun kekalahan Jepang dari sekutu pada Perang Dunia II, akhir pekan ini di London.

“Walaupun tingkat ancaman dari terorisme internasional di Inggris tetap tinggi, kami ingin meyakinkan publik bahwa kami terus-menerus mengkaji rencana-rencana keamanan pada acara publik, dan memeriksa semua ancaman intelijen yang spesifik dan juga yang umum," kata polisi London dalam sebuah pernyataan.

Anggota ISIS terlatih vs tidak terlatih

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, wartawan tersebut mendengar dari sebuah petugas keamanan yang membelot dari ISIS bahwa empat laskar Inggris yang terlatih telah dikirim kembali dari Suriah ke Inggris dengan instruksi melakukan serangan. Para pengamat mengatakan teror yang dilakukan oleh para pejuang yang terlatih cenderung lebih mematikan dan berskala besar daripada serangan teror yang dilakukan oleh anggota ISIS hasil perekrutan yang tak terlatih, yang cenderung menggunakan cara penusukan dan penembakan 'hit and run' yang berskala kecil tapi tetap mematikan.

Menurut Thomas Hegghammer, seorang ahli jihadis Eropa, serangan-serangan yang dilakukan oleh laskar asing yang kembali ke negaranya menghasilkan jumlah kematian rata-rata 7,3 sementara rencana yang dieksekusi tanpa keterlibatan mereka menghasilkan jumlah kematian 1,2 untuk setiap serangan.

Ketika berbicara tentang mendorong simpatisan untuk melakukan serangan, "Apa yang dilaporkan Sky News bukan merupakan fenomena baru," kata Hegghammer pada VOA. Ia mencurigai jihadis yang berkomunikasi dengan sang penyiar "mungkin bukan perwakilan kelompok ISIS" dan "teror yang disarankan belum tentu berasal dari pimpinan," walaupun kemungkinan disetujui oleh kepala pasukan teror kelompok tersebut.

Perbedaan ini penting. Walaupun pelaku propaganda ISIS dari kalangan tinggi menyarankan serangan ‘lone wolf’ atau serangan yang direncanakan sendiri oleh para simpatisan sejak kekhalifahan ini diumumkan tahun lalu, kelompok tersebut telah mengeluarkan beberapa sumber daya mereka dan upaya untuk melakukan teror skala besar spektakular di Barat, tidak seperti kelompok jihadis saingan mereka, al-Qaida.

Pemimpin teratas ISIS, termasuk Abu Bakr al-Baghdadi, telah mengeluarkan beberapa ancaman eksplisit tentang serangan di Barat. Dalam lima pernyataan publik yang dikeluarkan oleh al-Baghdadi sejak Juli 2014 Barat disebut selintas dan dikecam secara umum. Ini kontras dengan pernyataan publik pendiri al-Qaida, Osama bin Laden, yang berkomitmen melakukan serangan-serangan di Barat dan menyatakan dengan rinci kenapa teror yang mereka lakukan bisa dibenarkan.

“ISIS tampaknya mempunyai strategi serangan desentralisasi dengan mendorong serangan simpatisan dan tidak melakukan serangan berdasarkan perintah dari pusat," kata Hegghammer dan mitra risetnya Petter Nesser. Kedua pengamat tersebut bekerja di Badan Riset Pertahanan Norwegia, yang memberikan masukan kepada Kementerian Pertahanan Norwegia.

Peningkatan keamanan

Walaupun kepala-kepala intelijen Barat sangat khawatir terhadap kemungkinan serangan yang dilakukan oleh simpatisan yang tidak terlatih, mereka lebih khawatir dengan terorisme dengan skala besar yang mungkin dilakukan oleh para pejuang kelahiran Barat yang kembali ke negara mereka. Diperkirakan sejumlah 4000 warga Barat telah bergabung dengan ISIS di Suriah, pemerintah Perancis baru-baru ini memperingatkan jumlah tersebut mungkin lebih tinggi dan kemungkinan "serangan balik" yang lebih berbahaya.

“Mungkin ada lebih banyak rencana yang hanya melibatkan simpatisan ISIS daripada rencana yang melibatkan laskar Barat yang kembali ke negara mereka," kata kedua pengamat Norwegia tersebut. Tapi mereka juga memperingatkan bahwa kewaspadaan harus ditingkatkan mengingat sumber daya hebat dari kelompok tersebut dan petunjuk-petunjuk verbal terkait serangan yang akan dilakukan kelompok tersebut.

Hanya satu serangan teroris yang sejauh ini dilakukan di Barat oleh seorang laskar ISIS yang kembali ke negaranya, yaitu penembakan bulan Mei 2014 di Museum Yahudi di Brussels oleh Mehdi Nemmouche kelahiran Perancis berusia 29 tahun. Walaupun enam rencana lain yang akhirnya tidak berhasil dilaksanakan melibatkan laskar ISIS yang kembali dari Suriah.

Sejak Januari 2011, ada total 69 rencana teror jihadis di Barat. Dari jumlah ini, 19 berhasil dilaksanakan, menurut para periset Norwegia tersebut. Ada kaitan dengan ISIS pada 30 dari 69 rencana tapi sebagian besar rencana yang terkait ISIS mendapatkan dukungan dari perancang serangan ISIS walaupun tidak bertemu dengan para ahli strategi jihadis atau berkomunikasi dengan kader ISIS atau bahkan perintah dari pimpinan.plots but most of the IS-related plots consisted

“Serangan simpatisan cukup mengkhawatirkan," kata staf intelijen Eropa senior kepada VOA. “Tapi bila laporan ini akurat, bahwa ISIS telah memerintahkan empat laskar asingnya pulang ke negara asal mereka khususnya untuk melakukan serangan, ini artinya kelompok ini mempertimbangkan serangan tipe al Qaida, dan ini lebih mengkhawatirkan."

Buku petunjuk teror

Wartawan investigasi Sky yang berpura-pura sebagai pendukung ISIS menerima buku petunjuk teror yang ditulis oleh Junaid Hussain, seorang jihadis berusia 21 tahun dari kota Inggris, Birmingham, yang mengelola informasi ISIS dan perekrut dari Suriah, dan istrinya yang berusia 45 tahun, Sally Jones dari Kent, juga membantu merekrut anggota ISIS. Buku tersebut juga memberikan petunjuk seperti instruksi untuk mengumpulkan dana, membuat senjata dan membuat bom sederhana.

Dalam email dengan Sally Jones, wartawan investigasi Sky diperintahkan untuk membuat bom rakitan menggunakan panci presto. Bom serupa meledak pada Marathon Boston pada April 2013 dan menyebabkan tiga orang meninggal dan 264 orang terluka.

Recommended

XS
SM
MD
LG