Tautan-tautan Akses

Jepang akan Uji Coba Tes Urine untuk Deteksi Kanker


Seorang asisten laboratorium memegang sampel urine beku sebelum disimpan di Biobank, tempat penyimpanan sampel darah dan urine terbesar di dunia, dekat Manchester, bagian utara Inggris, 18 Maret 2018.
Seorang asisten laboratorium memegang sampel urine beku sebelum disimpan di Biobank, tempat penyimpanan sampel darah dan urine terbesar di dunia, dekat Manchester, bagian utara Inggris, 18 Maret 2018.

Perusahaan Jepang Hitachi bersiap melakukan uji coba pendeteksian kanker dengan menggunakan sampel urine. Percobaan yang disebut-sebut sebagai yang pertama di dunia akan membantu upaya deteksi penyakit mematikan ini.

Dua tahun lalu, para insinyur dan teknisi Teknologi Informasi Hitachi mengembangkan teknologi dasar untuk mendeteksi kanker payudara dan kanker usus dengan menggunakan sampel urine, kantor berita AFP melaporkan, Selasa (17/4).

Hitachi akan mulai menguji metode tersebut dengan menggunakan 250 sampel urine untuk melihat apakah sampel masih bisa dianalisis bila dalam kondisi suhu ruangan, kata juru bicara Hitachi, Chiharu Odaira, kepada AFP.

“Bila metode ini dipraktikan, akan memudahkan orang-orang untuk menjalani tes kanker karena tidak perlu ke tempat pelayanan medis untuk tes darah,” ujarnya.

Cara kerjanya, teknologi Hitachi ini akan mendeteksi kandungan dalam sampel urine yang berfungsi sebagai “penanda biologis (biomarker).” Biomarker adalah zat yang terjadi secara alami untuk mengidentifikasi penyakit tertentu, kata Hitachi dalam pernyataanya.

Tes urine ini juga bertujuan untuk mendeteksi berbagai jenis kanker pada anak. Penggunaan tes ini akan membantu pasien anak-anak yang sering kali takut jarum, kata Odaira.

Uji coba akan dimulai bulan ini, April hingga September, bekerja sama dengan Universitas Nagoya.

Targetnya, Hitachi bisa menerapkan teknologi ini pada 2020. Namun hal ini tergantung berbagai hal, termasuk persetujuan dari para otoritas medis, kata Odaira. [ft]

XS
SM
MD
LG