Tautan-tautan Akses

Isu Reformasi Yuan Masih Ganjal Hubungan AS-Tiongkok


Presiden Barack Obama bertemu dengan Presiden Hu Jintao terakhir kali pada KTT G-20 di Seoul, Korea Selatan, bulan November lalu.
Presiden Barack Obama bertemu dengan Presiden Hu Jintao terakhir kali pada KTT G-20 di Seoul, Korea Selatan, bulan November lalu.

Walaupun perdagangan kedua negara meningkat, isu reformasi mata uang yuan tetap mengganjal hubungan AS dan Tiongkok.

Dua kekuatan ekonomi terbesar dunia bersiap-siap menyambut pertemuan historik di Washington pekan ini, saat Presiden Obama menyambut Presiden Tiongkok Hu Jintao.

Menteri Keuangan Timothy Geithner menekankan bahwa hubungan dagang Amerika dan Tiongkok akan berdasarkan pada kerjasama mutualisme.

"Tiongkok membutuhkan AS, tapi AS juga mendapatkan untung yang sangat besar dari ekonomi Tiongkok yang tumbuh pesat," ujar Geithner saat berpidato di Johns Hopkins University baru-baru ini.

Departemen Perdagangan AS menyatakan tahun ini, Amerika akan mengekspor barang dan jasa bernilai lebih dari 100 miliar dolar AS ke Tiongkok.

Pemerintah AS terus menekan pemerintah Tiongkok untuk melonggarkan kontrol atas mata uang yuan.
Pemerintah AS terus menekan pemerintah Tiongkok untuk melonggarkan kontrol atas mata uang yuan.

Angka tersebut merupakan lebih dari dua kali lipat volume gabungan ekspor Amerika ke negara-negara lain. Tapi, walaupun perdagangan kedua negara meningkat, isu reformasi mata uang yuan tetap mengganjal hubungan AS dan Tiongkok.

"Tujuan kedua kami adalah mereformasi ketergantungan Cina pada ekspor dan meningkatkan konsumsi dan investasi domestik," tambah Geithner. "Untuk ini, nilai pertukaran mata uang Cina harus lebih reaktif terhadap pasar."

Pada bulan Juni tahun lalu, Beijing berjanji membiarkan yuan lebih fleksibel, tapi pada kenyataannya, yuan baru meningkat tiga persen sejak saat itu.

Amerika selama ini berkeyakinan, Tiongkok menghargai yuan dengan murah agar ekspornya pun lebih murah dibanding negara-negara lain.

Thomas Donohue, Ketua Kamar Dagang Amerika Serikat.
Thomas Donohue, Ketua Kamar Dagang Amerika Serikat.

Tapi, Thomas Donohue dari organisasi Kamar Dagang Amerika Serikat mengatakan kekhawatiran pemerintah AS soal yuan berlebihan. Amerika, menurutnya, seharusnya lebih berfokus meraih akses yang lebih luas bagi pasar yang amat besar di Tiongkok.

"Kita akan mengupayakan kemajuan di area tersebut dengan positif," tambah Donohue. "Kita akan pastikan Amerika dapat kesempatan yang adil untuk ekspor, yang akan menciptakan lapangan kerja. Saya sangat menantikan kunjungan positif dari Presiden Hu."

Para pejabat Tiongkok mengatakan mereka pada akhirnya akan melepaskan kontrol atas Yuan dan membolehkan yuan untuk dipertukarkan secara bebas. Tapi, mereka juga mengingatkan AS, peningkatan yuan dengan terlalu tajam dapat mengakibatkan terpuruknya sektor rill dan hilangnya jutaan pekerjaan di dalam negeri Tiongkok.

XS
SM
MD
LG