Tautan-tautan Akses

Israel Tutup Penyelidikan terhadap Serangan Maut 2014 atas Gaza


Militer Israel melakukan serangan udara terhadap gedung pemerintah di Gaza City, 14 Juli 2018 lalu, serangan terbesar sejak serangan maut atas Gaza tahun 2014 (foto: ilustrasi).
Militer Israel melakukan serangan udara terhadap gedung pemerintah di Gaza City, 14 Juli 2018 lalu, serangan terbesar sejak serangan maut atas Gaza tahun 2014 (foto: ilustrasi).

Militer Israel hari Rabu (15/8) menutup penyelidikan atas serangan mematikan tahun 2014 di Gaza, menyusul penangkapan seorang tentara meskipun ada tuduhan kelompok HAM kemungkinan telah terjadi kejahatan perang.

Sebuah misi pencari fakta militer dalam serangan "Black Friday" di mana Amnesty mengatakan, lebih dari 130 warga sipil Palestina tewas selama perang Gaza 2014 menunjukkan, penyelidikan kriminal "tidak perlu", kata militer dalam sebuah pernyataan.

Namun diakui, 70 warga sipil "secara tidak sengaja tewas akibat serangan yang diarahkan ke sasaran dan anggota militer".

Setidaknya 42 militan Palestina juga tewas, kata pernyataan itu, mengutip informasi yang dikumpulkan oleh oditur militer.

Serangan di Rafah, Gaza selatan, pada 1 Agustus 2014 dilancarkan setelah penculikan Letnan Israel, Hadar Goldin tak lama setelah gencatan senjata diumumkan.

Dua tentara lainnya tewas dalam pertempuran yang memicu penculikan Goldin, sementara Goldin sendiri kemudian dinyatakan tewas.

Sebagai tanggapan, militer menerapkan apa yang disebut Hannibal Directive, prosedur kontroversial yang membolehkan militer melancarkan operasi intensif untuk membebaskan anggotanya yang ditawan.

Israel mengebom kota Rafah dan daerah sekitarnya di dekat perbatasan dengan Mesir. [ps/al]

XS
SM
MD
LG