Tautan-tautan Akses

Israel Setujui Penahanan Militan Yahudi Tanpa Pengadilan


Remaja Palestina mengenakan pakaian hitam-hitam mengusung peti mati tiruan bergambar "Ali Dawabsheh", seorang bayi Palestina yang tewas akibat serangan ekstrimis Yahudi di Tepi Barat, dalam aksi unjuk rasa Sabtu (1/8).
Remaja Palestina mengenakan pakaian hitam-hitam mengusung peti mati tiruan bergambar "Ali Dawabsheh", seorang bayi Palestina yang tewas akibat serangan ekstrimis Yahudi di Tepi Barat, dalam aksi unjuk rasa Sabtu (1/8).

Israel telah memerintahkan penahanan tanpa pengadilan terhadap sejumlah warga Israel yang diduga melancarkan kekerasan terhadap warga Palestina di Tepi Barat.

Israel memerintahkan penahanan tanpa pengadilan terhadap sejumlah warga Israel yang diduga melancarkan kekerasan terhadap warga Palestina, bagian dari tindakan keras terhadap orang-orang yang bertanggung jawab atas serangan pembakaran yang mengakibatkan kematian keluarga Palestina di wilayah pendudukan di Tepi Barat.

Praktik yang disebut penahanan administratif ini, biasanya digunakan pemerintah Israel untuk meredam kerusuhan Palestina, yang memungkinkan para tahanan ditahan tanpa batas dan tanpa tuntutan selagi pemerintah mengumpulkan bukti-bukti dalam kasus pidana.

Kabinet Israel menyetujui langkah tersebut hari Minggu, dua hari setelah warga Yahudi ultra-nasionalis diduga membakar rumah warga Palestina di kota Duma di Tepi Barat. Seorang anak kecil berusia 18-bulan terbakar sampai mati di tempat tidurnya, sementara orangtua dan saudaranya menderita luka parah.

Gambar Bintang Daud Yahudi dicat di dinding rumah itu dengan tambahan kata-kata "balas dendam" dan "hidup Juru Selamat."

Belum ada yang mengaku bertanggung jawab. Namun para pejabat yang dikutip mengatakan bukti di tempat kejadian konsisten dengan vandalisme dan kejahatan kebencian lainnya oleh ekstremis Yahudi yang menarget warga Kristen, Arab dan aktivis di Tepi Barat.

Dalam serangan terpisah terkait dengan ekstremis Yahudi, seorang warga sayap kanan Yahudi Ortodoks menikam enam orang hari Kamis ketika mereka berparade untuk hak-hak kaum gay di Yerusalem. Pihak berwenang mengatakan seorang korban, gadis usia 16 tahun, meninggal akibat luka-lukanya hari Minggu.

Penyerang itu dibebaskan dari penjara tiga minggu yang lalu, setelah menjalani hukuman penjara karena menyerang dengan pisau dalam parade hak-hak kaum gay bulan Maret 2005. (zb,ii)

XS
SM
MD
LG