Tautan-tautan Akses

Israel Rilis Data Baru Warga Sipil yang Tewas di Gaza


Petugas medis Palestina memindahkan jenazah korban pengeboman Israel terhadap Al Zawayda di tengah Jalur Gaza ke kamar jenazah rumah sakit Al Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Rabu, 22 Mei 2024. (Foto: Abdel Kareem Hana/AP Photo)
Petugas medis Palestina memindahkan jenazah korban pengeboman Israel terhadap Al Zawayda di tengah Jalur Gaza ke kamar jenazah rumah sakit Al Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Rabu, 22 Mei 2024. (Foto: Abdel Kareem Hana/AP Photo)

Sejak Hamas melancarkan serangan teror pada 7 Oktober terhadap Israel, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, Israel telah melancarkan serangan untuk membasmi Hamas dari Gaza.

Awal bulan ini, Pemerintah Israel merilis perkiraan pertama mengenai jumlah korban tewas dalam operasi tersebut. Israel mengatakan bahwa pasukannya telah membunuh 14 ribu teroris dan 16 ribu warga sipil.

Di Gaza, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan 35.000 orang telah meninggal, dan pihaknya telah “mengidentifikasi seluruhnya” dari hampir 25.000 orang yang tewas.

Jumlah korban tewas yang diberikan oleh Hamas tidak membedakan korban tewas sebagai kombatan dan warga sipil. Hamas menyatakan bahwa sebagian besar korban sejauh ini adalah perempuan dan anak-anak.

Israel dengan tajam mengkritik media-media asing karena tidak kritis dalam melaporkan jumlah korban jiwa di sisi Hamas dan mengatakan bahwa jumlah korban jiwa yang dilaporkan oleh pihaknya lebih dapat diandalkan.

“Israel telah berulang kali menyatakan bahwa angka-angka yang keluar dari Gaza, yang digaungkan oleh badan-badan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), telah dimanipulasi oleh organisasi teroris Hamas,” kata Oren Marmorstein, juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, pekan lalu.

Angka-angka tersebut “tidak akurat dan tidak mencerminkan kenyataan di lapangan,” tambahnya.

Ketika ditanya tentang keakuratan perkiraan jumlah korban di Palestina, juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Christian Lindmeier mengatakan kepada wartawan di Jenewa pekan lalu bahwa “tidak ada yang salah dengan data tersebut.”

“Fakta bahwa kami sekarang memiliki 25.000 orang yang teridentikasi adalah sebuah langkah maju," katanya. [ft/rs]

XS
SM
MD
LG