Tautan-tautan Akses

Iran Wajibkan Pemakaian Masker di Tempat-tempat Umum


Masih banyak warga Iran yang mengabaikan perlunya memakai masker di tempat umum di tengah pandemi Covid-19 di sana.
Masih banyak warga Iran yang mengabaikan perlunya memakai masker di tempat umum di tengah pandemi Covid-19 di sana.

Iran hari Minggu (5/7) menetapkan wajib pakai masker karena kekhawatiran meningkat terkait jumlah kematian yang dilaporkan baru-baru ini akibat virus corona. Banyak warga di negara itu mengabaikan bahaya penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh virus itu.

Aturan baru itu mengharuskan orang yang naik kereta bawah tanah, bus umum atau di dalam ruangan tertutup di Teheran untuk memakai masker.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menerbitkan fotonya mengenakan masker dalam beberapa hari terakhir, dan mendesak para pejabat publik dan 80 juta warga Republik Islam itu untuk memakainya guna menghentikan penyebaran virus.

Pooneh Davari adalah seorang penduduk Teheran. Kepada VOA dia menyatakan dukungannya pada aturan baru itu. “Kewajiban memakai masker ini sangat baik dan harus ditegakkan, karena saya telah melihat banyak orang yang tidak peduli, bahkan di bus atau kereta bawah tanah, yang merupakan tempat-tempat umum. Mereka tidak tahu apakah mereka terinfeksi atau tidak. Mereka tidak hanya membahayakan kesehatan sendiri, tetapi juga kesehatan orang lain,” ujarnya.

Aturan baru itu merupakan titik balik bagi Iran, yang telah berjuang untuk menyeimbangkan penutupan wilayah guna membendung wabah, dengan macetnya perekonomian yang mengalami kesulitan karena sanksi yang diberlakukan Amerika Serikat.

Untuk sesaat, berbagai pembatasan dan ketakutan publik tampaknya telah berhasil, karena kasus baru dan kematian akibat virus itu turun ke tingkat terendah pada bulan Mei.

Tetapi jumlah penderita baru segera naik lagi, dan para pejabat awalnya mengatakan pengujian yang lebih baik menyebabkan jumlahnya meningkat, sambil mereka melonggarkan pembatasan untuk meningkatkan aktivitas ekonomi.

Somad Rustami adalah seorang pekerja di toko. Ia menyatakan keprihatinannya akan perebakan virus itu. “Jika kita terus seperti ini, rumah sakit akan penuh dan pasien harus tidur di jalan. Kita semakin dekat ke tepi jurang bencana.”

Sementara itu, Poorian Rezaei, seorang pekerja lainnya, berharap warga mematuhi aturan memakai masker itu. “Akan sangat bagus jika semua orang mempraktekkan kebersihan yang baik dan mengenakan masker, karena jika saya memakai masker, saya harap orang lain melakukan hal yang

sama sehingga kita dapat mengalahkan virus corona bersama-sama, tidak ada yang tertular penyakit itu, dan televisi tidak lagi menayangkan gambar-gambar yang mengerikan.”

Pada pertengahan Juni, angka kematian setiap hari secara rutin naik lagi di atas seratus. Pada tanggal 30 Juni, Iran mengalami angka tertinggi korban meninggal dalam satu hari, sebanyak 162 orang.

Kekhawatiran terus terjadi bahwa jumlah kematian sebenarnya di Iran akibat virus itu mungkin hampir dua kali lipat angka yang dilaporkan, seperti ditunjukkan dalam sebuah laporan parlemen bulan April lalu. [lt/ii]

XS
SM
MD
LG