Tautan-tautan Akses

Iran Tolak Hentikan Pengayaan Uranium 20% Sebelum AS Cabut Sanksi



Foto yang dirilis oleh Organisasi Energi Atom Iran menunjukkan interior Fasilitas Konversi Uranium Fordo di Qom, di Iran utara, 6 November 2019. (Foto: AFP)
Foto yang dirilis oleh Organisasi Energi Atom Iran menunjukkan interior Fasilitas Konversi Uranium Fordo di Qom, di Iran utara, 6 November 2019. (Foto: AFP)

Iran menolak menghentikan pengayaan uranium hingga 20 persen sebelum Amerika Serikat mencabut semua sanksi, demikian menurut stasiun televisi pemerintah Iran mengutip pernyataan seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya pada hari Selasa (30/3), ketika Amerika mempertimbangkan berbagai cara untuk memulai pembicaraan nuklir.

Pemerintahan Biden telah berusaha untuk melibatkan Iran dalam pembicaraan tentang bagaimana kedua pihak dapat melanjutkan kepatuhan pada kesepakatan nuklir tahun 2015 lalu. Perjanjian tersebut menghapus sanksi ekonomi terhadap Iran dengan imbalan pembatasan program nuklir Iran.

“Seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada Press TV bahwa Teheran akan menghentikan pengayaan uranium 20 persen hanya jika AS mencabut SEMUA sanksi terhadap Iran terlebih dahulu,” kata Press TV yang dikelola pemerintah di situsnya.

“Pejabat itu mengatakan Iran akan mengurangi komitmen yang disepakatinya dalam kesepakatan nuklir tahun 2015 jika Amerika tidak mencabut semua sanksi, dan memperingatkan bahwa Amerika dengan cepat akan kehabisan waktu,” tambahnya.

Mantan Presiden Amerika Donald Trump menarik diri dari kesepakatan itu pada 2018 dan memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

Setelah menunggu lebih dari satu tahun, Iran membalas dengan melanggar pembatasan dalam pakta nuklir itu, termasuk batas kemurnian 3,67 persen untuk uranium yang dapat diperkaya negara itu. [lt/em]

XS
SM
MD
LG