Tautan-tautan Akses

Iran Mengaku Culik Aktivis Oposisi Arab


Keluarga korban serangan teror yang diduga dilakukan oleh Gerakan Perjuangan Arab bagi Pembebasan Ahwaz (ASMLA) di Kota Ahvaz, Iran, 24 September 2018.
Keluarga korban serangan teror yang diduga dilakukan oleh Gerakan Perjuangan Arab bagi Pembebasan Ahwaz (ASMLA) di Kota Ahvaz, Iran, 24 September 2018.

Otoritas Iran telah mengonfirmasi penangkapan seorang aktivis Arab terkenal setelah spekulasi berminggu-minggu mengenai hilangnya Habib Chaab di Turki.

Kementerian Intelijeni Iran mengatakan dalam pernyataan pekan lalu bahwa Chaab, seorang pembangkang Iran Arab, kini berada dalam tahanan pemerintah Iran. Kementerian itu tidak mengatakan bagaimana dan dimana aktivis itu ditangkap. Chaab telah didakwa merencanakan sebuah operasi teroris di Iran.

Dalam pernyataan, Chaab digambarkan sebagai mantan pemimpin dan wakil presiden kelompok al-Ahwaziya. Dia hilang di Turki pada pertengahan Oktober, beberapa hari setelah tiba dari Swedia.

Kelompok Al-Ahwaziya, yang juga dikenal sebagai Gerakan Perjuangan Arab bagi Pembebasan Ahwaz (Arab Struggle Movement for the Liberation of Ahwaz/ASMLA) adalah kelompok nasionalis Arab yang berbasis di Belanda, yang mendukung pemisahan Provinsi Khuzestan di Iran yang mayoritas penduduknya Arab. Teheran menganggap ASMLA sebagai organisasi teroris.

ASMLA telah mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap parade militer Korps Garda Revolusioner Islam (IRGC) di Kota Ahwaz, Provinsi Khuzestan, Iran pada 2018. Serangan itu menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 60, termasuk personil IRGC.

ISIS juga mengklaim serangan itu.

Dalam pengakuannya yang disiarkan oleh televisi milik pemerintah Iran, Kamis (12/11) pekan lalu, Chaab yang memiliki kewarganegaraan Iran-Swedia, mengatakan dia diperintahkan dan dipengaruhi oleh Arab Saudi. Dia juga mengaku menerima dana dari pemerintah Saudi untuk melancarkan operasi di dalam Iran. ASMLA membantah klaim itu.

Fouad Bin Mohammed al-Kabi, wakil presiden urusan luar negeri ASMLA mengatakan kepada VOA, "Kami yakin pengakuan itu dibuat di bawah paksaan."

Iran sering menuduh Arab Saudi, saingan beratnya di Timur Tengah, mendukung kelompok-kelompok oposisi Iran. Para pejabat Saudi membantah tuduhan semacam itu. [vm/ft]

XS
SM
MD
LG