Tautan-tautan Akses

Iran Ampuni 157 Demonstran Antipemerintah yang Ditahan


Penjara Gharck Varamin di selatan Teheran, Iran. (Foto: dok).
Penjara Gharck Varamin di selatan Teheran, Iran. (Foto: dok).

Iran memberi pengampunan kepada 157 orang yang ditahan atas dakwaan-dakwaan yang berakar dari dugaan partisipasi mereka dalam protes antipemerintah, kata Kementerian Kehakiman Iran, Selasa (10/11).

Juru Bicara Kementerian Kehakiman Iran, Gholamhossein Esmaili, mengatakan kepada wartawan, orang-orang yang dibebaskan itu sebelumnya dipenjarakan karena menyebarkan propaganda yang melawan sistem hukum, dan berpartisipasi dalam beberapa gelombang protes yang menantang pemerintah selama tiga tahun terakhir.

Juru Bicara Kementerian Kehakiman Iran, Gholamhossein Esmaili. (Foto: dok).
Juru Bicara Kementerian Kehakiman Iran, Gholamhossein Esmaili. (Foto: dok).

Pengampunan tersebut merupakan bagian dari perintah grasi yang biasa dikeluarkan Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei pada peringatan Maulid Nabi Muhammad.

Khamenei, yang membuat keputusan akhir tentang semua masalah negara, mengeluarkan keputusan untuk mengampuni 3.780 tahanan pekan lalu.

Ketika pandemi virus corona melanda, Iran tercatat sebagai negara di Timur Tengah dengan angka kematian tertinggi. Pemerintah mengantisipasinya dengan membebaskan lebih dari 100.000 tahanan agar virus itu tidak menyebar di balik jeruji besi.

Kesulitan ekonomi di Iran telah berulang kali memicu kerusuhan politik nasional dalam beberapa tahun terakhir. Pada November 2019, pasukan keamanan meredam aksi protes yang dipicu oleh kenaikan tajam harga bensin. Menurut organisasi HAM Amnesty International, tindakan keras pasukan keamanan itu menewaskan ratusan orang dan menangkap lebih dari 1.000 orang.

Kasus-kasus mereka yang tertangkap dalam tindakan keras pasukan keamanan telah memicu kemarahan internasional. Pada bulan September, Iran mengeksekusi seorang pegulat berusia 27 tahun yang dituduh menikam seorang karyawan perusahaan pemasok air setelah berpartisipasi dalam aksi protes 2018 di Shiraz. Iran Selatan. Eksekusi terhadap pegulat itu menghidupkan kembali tuntutan agar Iran berhenti melaksanakan hukuman mati. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG