Tautan-tautan Akses

Investor Rusia Ikut Rasakan Dampak Krisis Siprus


Warga Siprus anti panjang di kantor cabang Laiki Bank, setelah buka hari ini di Nicosia, Siprus (28/3). Krisis perbankan Siprus ikut dirasakan para investor Rusia yang banyak menanamkan investasi di negara kecil ini.
Warga Siprus anti panjang di kantor cabang Laiki Bank, setelah buka hari ini di Nicosia, Siprus (28/3). Krisis perbankan Siprus ikut dirasakan para investor Rusia yang banyak menanamkan investasi di negara kecil ini.

Krisis perbankan di Siprus ikut mengguncang ruang rapat perusahaan di Rusia, yang jauhnya ribuan kilometer ke sebelah utara negara kecil itu.

Selama bertahun-tahun, perusahaan-perusahaan konstruksi di Siprus memikat Rusia untuk berinvestasi di negara pulau di Laut Tengah itu. Dalam waktu kurang dari 10 tahun, 40 ribu warga Rusia pindah ke Siprus. Jumlah mereka kini mencapai lima persen dari seluruh jumlah penduduk.

Tetapi iming-iming itu bukan sekadar lari dari musim dingin di Rusia untuk bersenang-senang bermandikan sinar matahari.

Siprus menawarkan pajak rendah, tidak banyak aturan, dan keamanan zona euro.

Sementara menara kaca kawasan finansial baru di Moskow merana karena hampir kosong, simpanan warga Rusia di bank-bank Siprus kini berjumlah 32 milyar dolar.
Siprus yang kecil kini merupakan investor asing terbesar di Rusia, negara dengan perekonomian 75 kali lebih besar.

Mark Galeotti, profesor hubungan internasional pada New York University, melacak pergerakan uang warga Rusia. Ia menjelaskan mengapa sejumlah warga Rusia memilih menyimpan dananya di bank-bank Siprus.

Galeotti menjelaskan, "Siprus tidak hanya menjadi tempat penyimpanan segala macam uang kotor, uang kriminal, tetapi juga uang untuk menghindari pajak di Rusia. Kedua, Siprus menjadi tempat pelarian banyak oligarki Rusia. Orang-orang kaya Rusia mengalihkan uangnya keluar dari Rusia, menginvestasikannya demi memanfaatkan tarif pajak perusahaan yang lebih rendah."

Bagi warga Rusia yang superkaya, Siprus adalah kunci untuk meminimalkan pajak. Tetapi, menurut Galeotti, Siprus juga menjadi surga perbankan yang aman bagi kelas menengah baru Rusia.

"Siprus adalah tempat di mana kita bisa menikmati liburan menyenangkan dan mungkin juga menyimpan sedikit uang. Jadi, kita merasa memiliki sesuatu yang aman di luar Rusia, sekadar berjaga-jaga. Sepertinya, Siprus memberi rasa aman dan juga tempat bermandi sinar matahari," tambah Galeotti.

Semua kenikmatan itu berakhir pekan ini dengan adanya krisis perbankan Siprus - dan keputusan memberlakukan pajak 40 persen pada semua deposito lebih dari 130 ribu dolar.

Demonstran berteriak dalam bahasa Yunani. Tetapi protes di Siprus juga diwarnai lambaian bendera Rusia - dan tanda-tanda protes dalam bahasa Rusia.

Maxim Mokeyev, Direktur Eksekutif perusahaan Evans, perusahaan real estat di Moskow, mengatakan bahwa warga Rusia melihat pajak sebagai tindakan bermusuhan. Mokeyev memperkirakan harga rumah liburan di Siprus bisa turun sampai 50 persen karena pembeli dari Rusia menjauh.

Walaupun Siprus mungkin tetap menjadi surga bagi wisatawan Rusia, negara itu tampaknya tidak lagi dianggap sebagai surga bagi investor Rusia.

Recommended

XS
SM
MD
LG