Tautan-tautan Akses

Inggris, Perancis, Jerman Bahas Nuklir Iran


Reaktor Nuklir Iran di Arak, 23 Desember 2019. (Foto: dok).
Reaktor Nuklir Iran di Arak, 23 Desember 2019. (Foto: dok).

Inggris, Perancis, dan Jerman, Jumat (19/6), dijadwalkan membahas strategi mereka terkait nuklir Iran dalam beberapa bulan ke depan, menyusul pembicaraan yang saat ini sedang berlangsung di PBB.

Sesuai kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 dengan negara-negara besar dunia, embargo senjata PBB yang diberlakukan terhadap Iran akan berakhir Oktober mendatang.

Embargo tersebut bisa dicabut bila Iran memenuhi ketentuan-ketentuan dalam kesepakatan itu, termasuk membatasi program nuklirnya sebagai imbalan pelonggaran sanksi-sanksi. Namun, pada kenyataan, paling tidak menurut Amerika Serikat, Iran telah melanggarnya. Amerika sendiri, yang keluar dari kesepakatan itu pada 2018, menginginkan agar embargo itu diperpanjang.

Jika Dewan Keamanan PBB tidak memperpanjang embargo tersebut, Washington mengancam akan mengusahakan pemberlakuan kembali semua saksi PBB terhadap Iran, dengan menggunakan prosedur yang tercantum dalam kesepakatan tersebut. Ancaman AS itu, jika direalisasikan, bisa dipastikan akan mematikan kesepakatan itu.

“Para menteri luar negeri akan bertemu untuk membahas apa yang bisa dilakukan Eropa untuk mengakhiri pelanggaran yang dilakukan Iran sambil mempertahankan kesepakatan tersebut. Pada saat bersamaan, mereka juga akan membahas bagaimana menghindari kemungkinan AS mengusahakan pemberlakuan kembali semua sanksi PBB terhadap Iran,” kata seorang diplomat Eropa.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Perancis, Agnes von der Muhll, mengatakan, dalam sebuah pernyataan, para menteri yang bertemu di Berlin juga akan membahas kerja sama Iran dengan Badan Pengawas Nuklir PBB (IAEA).

IAEA Jumat menyetujui sebuah resolusi yang dirancang tiga negara, yang menyerukan agar Iran memberi badan itu akses ke dua bekas lokasi nuklir yang dicurigai dan bekerja sama penuh dengan badan tersebut. [ab/uh]

XS
SM
MD
LG