Tautan-tautan Akses

Inggris Luncurkan Kajian Soal Penggunaan Vaksin COVID-19


Seorang perawat menyiapkan suntikan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di Guy's Hospital di London, Selasa, 8 Desember 2020 ...
Seorang perawat menyiapkan suntikan vaksin Pfizer-BioNTech COVID-19 di Guy's Hospital di London, Selasa, 8 Desember 2020 ...

Inggris mulai melakukan pengujian terhadap jenis-jenis vaksin COVID-19 pada Kamis (4/2). Pengujian itu dilakukan untuk mengetahui apakah jenis-jenis vaksin COVID-19 yang berbeda dapat digunakan bersama dalam vaksinasi dengan dua kali penyuntikan.

Para peneliti akan memvaksinasi lebih dari 800 sukarelawan dengan satu suntikan vaksin Pfizer-BioNTech, lalu empat atau 12 pekan kemudian disusul dengan suntikan tambahan vaksin yang dikembangkan bersama oleh AstraZeneca dan Oxford University, atau sebaliknya.

Vaksin-vaksin tersebut dikembangkan dengan teknologi berbeda. Vaksin Pfizer dikembangkan dengan menggunakan messenger RNA (mRNA), sedangkan vaksin AstraZeneca-Oxford dengan vektor adenovirus, atau virus flu biasa.

Para pejabat kesehatan menyatakan jika dua vaksin yang dikembangkan dengan teknologi berbeda dapat digunakan bergantian, ini akan memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar dalam program imunisasi di seluruh dunia.

Dalam perkembangan terkait, surat kabar The Guardian menyatakan analisis terhadap program vaksinasi massal Israel telah mendapati bahwa dosis tunggal vaksin Pfizer-BioNTech memberi perlindungan 90 persen dari virus corona dalam 21 hari. Para peneliti di University of East Anglia Inggris menyangkal penelitian terdahulu dari Israel yang menyatakan satu dosis mungkin tidak memberi perlindungan yang memadai.

Sementara itu, Oxford University menyatakan vaksin COVID-19-nya 76 persen efektif mencegah penularan selama tiga bulan setelah penyuntikan satu dosis. Temuan ini merupakan bagian dari penelitian yang sama yang hasilnya dirilis hari Rabu (3/2), yang mendapati bahwa vaksin itu mengurangi penularan virus hingga dua pertiganya.

Penelitian itu belum mendapat penelaahan sejawat, tetapi Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock memberitahu BBC bahwa temuan-temuan itu merupakan “kabar baik.” [uh/ab]

XS
SM
MD
LG