Tautan-tautan Akses

Inggris: 200 Anak Tanpa Orang Tua Pencari Suaka Hilang


Anak-anak bergabung dengan para pengunjuk rasa di pusat kota London untuk memrotes rencana pemerintah Inggris mendeportasi para pencari suaka, termasuk anak-anak, ke Rwanda (foto: ilustrasi).
Anak-anak bergabung dengan para pengunjuk rasa di pusat kota London untuk memrotes rencana pemerintah Inggris mendeportasi para pencari suaka, termasuk anak-anak, ke Rwanda (foto: ilustrasi).

Dua ratus anak yang tiba di Inggris untuk mencari suaka tanpa didampingi orang tua mereka selama 18 bulan terakhir dinyatakan hilang, kata Menteri Imigrasi Inggris Robert Jenrick hari Selasa (24/1).

Tiga belas di antaranya berusia di bawah 16 tahun dan salah satunya seorang anak perempuan, katanya kepada parlemen Inggris. Ia menambahkan, sebagian besar dari mereka berkewarganegaraan Albania.

Surat kabar The Observer pada hari Minggu (22/1) mengatakan bahwa para pencari suaka muda itu “diculik” oleh geng-geng kriminal di luar hotel mereka di Brighton, di Inggris selatan.

“Anak-anak itu diangkut dari luar gedung [hotel], menghilang dan tak ditemukan. Mereka diambil dari jalanan oleh para penyelundup manusia,” kata seorang sumber yang bekerja untuk sebuah perusahaan kontraktor pemerintah, Mitie, kepada surat kabar tersebut.

Kepolisian Sussex mengatakan, mereka tidak menerima laporan penculikan dari hotel-hotel di Brighton, namun mengaku menerima laporan bahwa dua anak yang ditampung di salah satu hotel di sana masuk ke dalam sebuah mobil di dekat hotel pada Mei 2022.

“Kendaraan itu diberhentikan di [jalan tol] M25 dan dua orang pria ditangkap karena dicurigai melakukan perdagangan manusia,” kata polisi.

“Tiga penumpang muda [di dalamnya] kemudian dibawa untuk dirawat oleh departemen dalam negeri.”

Jenrick mengatakan, sejak Juli 2021 terdapat “440 kejadian orang hilang,” di mana para pencari suaka tidak kembali ke hotel tempat mereka menginap secara sukarela.

Ia menambahkan, terdapat “kehadiran petugas keamanan yang signifikan di hotel” bersama perawat dan petugas dinas sosial.

“Para petugas keamanan itu berada di sana untuk melindungi staf dan anak-anak tersebut, serta melaporkan kegiatan mencurigakan apa pun langsung ke kepolisian setempat,” kata sang menteri.

Delapan puluh delapan persen kejadian hilang melibatkan warga negara Albania.

“Ketika ada anak hilang, protokol orang hilang multilembaga diterjunkan bersama polisi dan otoritas lokal terkait,” kata Jenrick.

“Banyak dari mereka yang hilang kemudian terlacak,” katanya.

Lebih dari 200.000 insiden hilang tercatat di fasilitas penitipan anak di seluruh Inggris dan Wales setiap tahun, menurut data pemerintah. [rd/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG