Tautan-tautan Akses

Polisi: Gerbang Keluar Stadion Terlalu Kecil untuk Selamatkan Diri


Seorang pria melempar bunga ungkapan duka di luar Stadion Kanjuruhan, di Malang, Jawa Timur, Selasa, 4 Oktober 2022, di mana lebih dari 100 orang tewas pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022. (AP/Dicky Bisinglasi)
Seorang pria melempar bunga ungkapan duka di luar Stadion Kanjuruhan, di Malang, Jawa Timur, Selasa, 4 Oktober 2022, di mana lebih dari 100 orang tewas pada hari Sabtu, 1 Oktober 2022. (AP/Dicky Bisinglasi)

Polisi mengatakan, Selasa (4/10), bahwa gerbang stadion sepak bola Kanjuruhan, Malang, terlalu kecil. Gerbang hanya bisa dilalui bersamaan oleh dua orang, sementara ratusan orang berusaha melarikan diri.

Foto-foto dari stadion di mana 125 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka pada Sabtu malam, menunjukkan empat pintu penghubung membentuk satu gerbang.

Polisi mengatakan penyelidikan difokuskan pada enam dari 14 gerbang di mana sebagian besar penonton tewas dalam kecelakaan tersebut.

Kahumas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan bahwa gerbang-gerbang itu tidak terkunci tetapi hanya muat dimasuki dua orang pada saat bersamaan.

“Keenam gerbang tidak tertutup tetapi terlalu kecil ukurannya. Setiap gerbang hanya bisa dilalui dua orang tetapi ada ratusan orang yang berusaha keluar. Orang-orang berdesakan di sana,'' kata Prasetyo kepada wartawan. Ia menambahkan, pintu gerbang menjadi tanggung jawab penyelenggara.

Pada hari Senin (3/10), polisi mengumumkan bahwa mereka telah memecat seorang kepala polisi dan sembilan perwira elit, sementara menyelidiki 18 lainnya, terkait penembakan gas air mata di dalam stadion.

Pertandingan di kota Malang Jawa Timur ini hanya dihadiri oleh suporter Arema FC di kota kelahirannya. Pihak penyelenggara melarang kehadiran suporter tim tamu, Persebaya Surabaya, karena sejarah persaingan sepak bola Indonesia yang penuh kekerasan.

Sejumlah saksi mata mengatakan penggemar klub sepak bola itu membanjiri lapangan dan menuntut manajemen Arema menjelaskan mengapa, setelah 23 tahun tak terkalahkan di kandang melawan Persebaya, pertandingan Sabtu malam berakhir dengan kekalahan 3-2.

Beberapa dari 42.000 suporter Arema melemparkan botol dan benda lain ke arah para pemain dan ofisial sepak bola. Setidaknya lima kendaraan polisi digulingkan dan dibakar di luar stadion.

Sebagian besar kematian terjadi setelah polisi anti huru hara, mencoba menghentikan kekerasan dengan menembakkan gas air mata, termasuk ke arah tribun penonton, yang memicu kepanikan penonton. Sebagian besar dari 125 orang yang tewas karena terinjak-injak atau kesulitan bernafas. Dua polisi termasuk di antara yang tewas. [ab/ka]

Forum

XS
SM
MD
LG